Minggu, 29 April 2012

Dari Ilmu Alam ke Metafisika (Kilas Filosofis asal-usul suatu disiplin ilmu)

1.Langkah Pertama di Jalan Pengetahuan

Ada sebagian pakar yang berpandangan bahwa upaya manusia untuk mendapatkan pengetahuan berawal dari upaya untuk memahami alam. Upaya ini berupa mengenali kualitas-kualitas seperti warna, bentuk, bau, serta kadar dingin, hangat, dan kasar yang terdapat pada objek-objek dan makhluk-makhluk yang ditemui manusia.
Kelebihan manusia atas makhluk hidup lainnya senantiasa berupa bahwa penghargaan manusia terhadap pengetahuan tidak berhenti pada tataran dasar ini dan manusia selalu berupaya meningkatkan pemahaman serta pengetahuannya.

2. Pengetahuan Ilmiah tentang Alam

Setelah mendapatkan pengetahuan sederhana dan dangkal tentang lingkungannya, selanjutnya manusia melangkah untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia natural. Dia berupaya memperoleh pengetahuan tentang struktur-dalam dari objek-objek natural, hubungannya dengan satu sama lain, dan sebab-sebab kemunculan dan kehancurannya.

3. Pengetahuan tentang “Bentuk dan bilangan”

Bentuk dan bilangan pada tahapan awal studi manusia tentang alam itu berasal dari alam.
Hubungan Ilmu Alam dan Matematika
Berkat kekuatan mental dan kreatifitas intelektualnya, manusia menciptakan “bilangan-bilangan matematis” dan “bentuk geometrik” dalam pikirannya sendiri, yang membuka suatu penyelidikan baru tentang eksplorasi intelektual atas alam, yang akibatnya, sejumlah peneliti tertarik kepada ‘bilangan-bilangan matematis” dan “benuk geometrik” dan mulai mengkajinya.
Penemuan hubungan-hubungan tertentu antara bilangan-bilangan dan bentuk-bentuk, hubungan-hubungan yang sampai saat itu belum diketahui menyebabkan manusia dapat lebih memahami alam dan dapat mengembangakan perhatian untuk melakukan penelitian eksensif atas kualitas dasar hubungan-hubungan ini. Akibatnya, tampillah suatu bidang baru studi yang kemudian disebut “matematika”.

4. Pengetahuan tentang Prinsif-prinsif Alam

Penelitian ilmiah tentang fenomena-fenomena alam dan sebab-sebab adanya fenomena-fenomena tersebut, secara beransur-ansur menarik perhatian beberapa peneliti terhadap suatu problem baru. Dalam penelitian mereka, mereka menemukan bahwa setiap fenomena alam terwujud berkat sejumlah sebab. Pada waktu bersamaan, setiap sebab ini sendiri merupakan fenomena alam, sebab-sebab adanya tersebut juga haruslah ditemukan. Jika sebab-sebab adanya fenomena-fenomena ini tidak lain hanyalah serangkaian fenomena alam, haruslah juga kita cari sebab-sebab adanya serangkaian fenomena alam tersebut.
Dengan demikian, para pemikir pun kemudian bertanya kepada diri sendiri : Apakah rangkaian sebab dan akibat alamiah berkelanjutan tanpa batas atau apakah berakhir pada suatu titik yang merupakan asal dan prinsip dari semua wujud ? Dan kalau rangkaian sebab dan akibat ini berakhir pada suatu titik tertentu, lantas apakah ini dan di manakah prinsip ini?
Pertanyaan seperti itu menyebabkan lahirnya cabang baru pengetahuan, yang tujuannya adalah untuk memahami prinsip-prinsip alam.

5. Metafisika

Secara etimologi, metafisika berarti setelah fisika sehingga para penerbit buku-buku Aristoteles menempatkan bagian dari tulisan-tulisannya ini setelah karya-karya tentang fisika (ilmu-ilmu alam)
Metafisika Aristoteles, mengkaji Realitas merupakan sesuatu yang pada satu sisi, mudah dan pada sisi lain, sulit. Bukti pernyataan ini fakta bahwa tidak ada yang sepenuhnya berhasil memahami realitas, juga realitas tidak sepenuhnya tersembunyi dari setiap orang.

(Sumber : DR. Sayyid Muhammad Husaini Beheshti, 2003. Metafisika Al-Quran:Menangkap Intisari Tauhid diterjemahkan dari God In the Quran: A Metaphysical Study, Arasy: Bandung.h. 16-20.)

0 komentar:

Posting Komentar

NASYID & RELIGI ISLAMI


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design