1.Langkah Pertama di Jalan Pengetahuan
Ada
sebagian pakar yang berpandangan bahwa upaya manusia untuk mendapatkan
pengetahuan berawal dari upaya untuk memahami alam. Upaya ini berupa
mengenali kualitas-kualitas seperti warna, bentuk, bau, serta kadar
dingin, hangat, dan kasar yang terdapat pada objek-objek dan
makhluk-makhluk yang ditemui manusia.
Kelebihan manusia atas
makhluk hidup lainnya senantiasa berupa bahwa penghargaan manusia
terhadap pengetahuan tidak berhenti pada tataran dasar ini dan manusia
selalu berupaya meningkatkan pemahaman serta pengetahuannya.
2. Pengetahuan Ilmiah tentang Alam
Setelah
mendapatkan pengetahuan sederhana dan dangkal tentang lingkungannya,
selanjutnya manusia melangkah untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih
mendalam tentang dunia natural. Dia berupaya memperoleh pengetahuan
tentang struktur-dalam dari objek-objek natural, hubungannya dengan satu
sama lain, dan sebab-sebab kemunculan dan kehancurannya.
3. Pengetahuan tentang “Bentuk dan bilangan”
Bentuk dan bilangan pada tahapan awal studi manusia tentang alam itu berasal dari alam.
Hubungan Ilmu Alam dan Matematika
Berkat
kekuatan mental dan kreatifitas intelektualnya, manusia menciptakan
“bilangan-bilangan matematis” dan “bentuk geometrik” dalam pikirannya
sendiri, yang membuka suatu penyelidikan baru tentang eksplorasi
intelektual atas alam, yang akibatnya, sejumlah peneliti tertarik kepada
‘bilangan-bilangan matematis” dan “benuk geometrik” dan mulai
mengkajinya.
Penemuan hubungan-hubungan tertentu antara
bilangan-bilangan dan bentuk-bentuk, hubungan-hubungan yang sampai saat
itu belum diketahui menyebabkan manusia dapat lebih memahami alam dan
dapat mengembangakan perhatian untuk melakukan penelitian eksensif atas
kualitas dasar hubungan-hubungan ini. Akibatnya, tampillah suatu bidang
baru studi yang kemudian disebut “matematika”.
4. Pengetahuan tentang Prinsif-prinsif Alam
Penelitian
ilmiah tentang fenomena-fenomena alam dan sebab-sebab adanya
fenomena-fenomena tersebut, secara beransur-ansur menarik perhatian
beberapa peneliti terhadap suatu problem baru. Dalam penelitian mereka,
mereka menemukan bahwa setiap fenomena alam terwujud berkat sejumlah
sebab. Pada waktu bersamaan, setiap sebab ini sendiri merupakan fenomena
alam, sebab-sebab adanya tersebut juga haruslah ditemukan. Jika
sebab-sebab adanya fenomena-fenomena ini tidak lain hanyalah serangkaian
fenomena alam, haruslah juga kita cari sebab-sebab adanya serangkaian
fenomena alam tersebut.
Dengan demikian, para pemikir pun
kemudian bertanya kepada diri sendiri : Apakah rangkaian sebab dan
akibat alamiah berkelanjutan tanpa batas atau apakah berakhir pada
suatu titik yang merupakan asal dan prinsip dari semua wujud ? Dan
kalau rangkaian sebab dan akibat ini berakhir pada suatu titik
tertentu, lantas apakah ini dan di manakah prinsip ini?
Pertanyaan seperti itu menyebabkan lahirnya cabang baru pengetahuan, yang tujuannya adalah untuk memahami prinsip-prinsip alam.
5. Metafisika
Secara
etimologi, metafisika berarti setelah fisika sehingga para penerbit
buku-buku Aristoteles menempatkan bagian dari tulisan-tulisannya ini
setelah karya-karya tentang fisika (ilmu-ilmu alam)
Metafisika
Aristoteles, mengkaji Realitas merupakan sesuatu yang pada satu sisi,
mudah dan pada sisi lain, sulit. Bukti pernyataan ini fakta bahwa tidak
ada yang sepenuhnya berhasil memahami realitas, juga realitas tidak
sepenuhnya tersembunyi dari setiap orang.
(Sumber : DR.
Sayyid Muhammad Husaini Beheshti, 2003. Metafisika Al-Quran:Menangkap
Intisari Tauhid diterjemahkan dari God In the Quran: A Metaphysical
Study, Arasy: Bandung.h. 16-20.)
0 komentar:
Posting Komentar