Minggu, 29 April 2012

Shalat Alam Semesta

14 Juli 2010 pukul 10:46

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (QS. Al-Isro’:44)
Putaran ion atom adalah Tawaf mikrokosmos

Sholat adalah sesuatu sistem ibadah di dalam Dienul Islam yang amat istimewa “vision” dan “value”-nya. Pada faktanya, ritus sholat memang istimewa. Banyak hal yang memperlihatkannya demikian. Sholat memuat seribu satu wajah. Sholat dengan wajah normatif-syari’at, sholat dengan wajah filosofi, wajah klinik-medik, wajah demokratis-egaliter, wajah solidaritas sosial, wajah kesatuan insaniah. Adapun dan bagaimanapun perwajahan sholat, sholat tetap bermuara pada dimensi vertikal yakni wujud pengabdian diri pada Sang Pencipta.

Ada satu lagi wajah sholat yang amat menarik, yakni berhubungan dengan gejala-gejala kealaman, baik pada skala mikrokosmologi maupun makrokosmologi. Suatu bentuk wajah yang alami dan universal. Dalam dataran ini sholat bukan hanya memberikan daya tarik hati/rohani an-sich, melainkan juga daya tarik akal/intelektual sekaligus.

Citra natural-kosmologis suatu hal menyajikan sesuatu konotasi positif yang alami, bening, jernih, lapang, segar dan menyatu. Begitulah analisa sholat dalam kerangka kealaman. Sholat yang natural, yang kosmologis, lebih tampak nyata dilihat manakala diposisikan secara pararel dalam hubungannya dengan realitas kealaman. Sholat memiliki serangkaian anasir dan pentahapan gerak-gerik yang ritmis dan periodic. Alam juga memperlihatkan hal yang sama. Keduanya sama-sama bukan sesuatu yang “diam”.Dan melihat keduanya melalui “approach” tertentu akan diperoleh kenyataan seragam/uniform yang menakjubkan.

Banyak orang yang tidak menduga bahwa geraak-gerik sholat yang tampak “biasa-biasa saja” tersebut ternyata menyimpan keajaiban luar biasa. Kalau dicermati lebih jauh ternyata sholat menyimpan muatan-muatan operasi matematik sangat menarik. Demikian juga hal yang sama tentang perilaku alam. Akan terlihat antara gerak-gerik sholat dan gerak-gerik alam mempertontonkan “atraksi” paralelitas numeric yang mengagumkan. Karena selama ini manusia berasumsi bahwa “wilayah sacral” tidak akan pernah bertemu dengan “wilayah ilmiah”. Namun asumsi itu terbantahkan. Lebih dari itu, di sana ada rahasia matematik yang mempertalikan rukun Islam kedua ini dengan gejala-gejala kealaman. Alam jagat raya merupakan organisasi paling raksasa di dunia ini.

Tawaf Makrokosmos

Selama ini sholat memang lebih dikenal kental sebagai kesadaran, penghayatan dan pengalaman vertikal dan horizontalnya. Peningkatan kesadaran, penghayatan dan pengamalan tersebut untuk dapat diperluas ke arah jagat raya mikro dan makro, belum banyak ditempuh. Padahal di era “melek” [membuka mata] terhadap IPTEK ini pelebaran ke arah sana akan bernilai sangat strategis. Dengan demikian mengantarkan kita pada kekhusyu’an ibadah sholat, intens dan kian menyesal bila memotong garis kontinuitasnya. Sholat akan mendidik kita makin ramah, santun dan bersahabat terhadap alam dan kehidupan di dalamnya.

Tawaf di masjidil Haram Mekah

Pada tataran baku sholat merupakan kesadaran, penghayatan dan pengamalan yang bersifat vertical. Berkadar transenden-relijius. Lalu, pada tataran yang lebih luas sholat mendapatkan “kelebihan-kelebihan” kosmologisme. Kombinasi antara keduanya akan lebih memampukan manusia menembus kesadaran dan penghayatan ruang dan waktu. Sholat, sebagaimana yang dijalani sehari-hari, memang sudah selalu berarti menembus batas-batas kesadaran dan penghayatan tersebut. Ini terjadi karena Al-Khaliq tidak pernah terkungkung oleh ruang dan waktu. Dengan demikian memasukkan wilayah kesadaran dan penghayatan kosmologi-ilmiah akan lebih meningkatkan dan membantu manusia untuk itu. Sholat bukan sekedar serangkaian gerak-gerik nir-makna, tetapi betul-betul seribu satu wajah teduh dan strategis. Sarat nilai dan hikmah.

Peri kehidupan dunia ini sarat tantangan dan problematika. Ada banyak persoalan manusia yang menuntut bukan saja penyelesaian-penyelesaian taktis-praktis tetapi juga strategi. Paling tidak, dalam dataran epistemologi sholat menjanjikan solusi-solusi praktis, taktis dan strategis. Dalam dataran ilmiah, pergaulan lingkungan, kemasyarakatan, sosial maupun vertikal sudah barang tentu sholat memberikan tambahan janji-janji solusif.

Sholat memang sejumlah solusi. Serumpun solusi multi- dimensi. Sholat merangkum kesatuan kemanusiaan di satu sisi, kesatuan kemanusian dan kealaman di sisi lain, dalam pergaulan akbar interkosmos yang harmonis dan serasi menuju rekatan vertikalisme yang khusyu’ dan horizontalisme yang hangat dan damai. Khusyu’ di hadapan Sang Pencipta, mesra terhadap alam, hangat terhadap sesame, lapang terhadap semua kenyataan. Bagai air mengalir, berangkat dari anak-anak sungai semakin memuara semakin menyatu dengan hal-hal lain hingga akhirnya semua bertemu di satu titik muara. Titik muara itu adalah Alloh Rabbul A’la. Dia-lah satu dan satu-satunya tumpuan ber-Tasbih dan ber-sujud berserah diri. Sholat mengajarkan bagaimana cara bermuara yang baik dan benar. Itulah sholat. Rumus solusi yang benar-benar cantik dan indah.

Sumber : Noor Amin S. Sy. Zuhri HM, Sholat dalam Perspektif Kosmologi : Getar Ruku dan Sujud, Titian Ilahi Press : Yogyakarta, h. 11-22.

Sholat berjamaah bagian terkecil dari tawaf makrokosmosRuku' & Sujud bersama alam semesta

0 komentar:

Posting Komentar

NASYID & RELIGI ISLAMI


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design