Mata
adalah nikmat terurgen dalam menikmati dunia yang serba visual ini.
Ibarat sebuah kamera dengan teknologi mutahir yang bias merekam
visualisasi bayangan objek secara sempurna. Kepala kita ibarat sebuah
alat publikasi tercepat yang mengakses informasi melalui piranti mata
dan telinga sebagai perekam audio visualnya. Tidak hanya itu, secepat
dan sepraktis itu pula akses dapat diolah dan disimpan pada program
komputerisasi otak kita. Allahu Akbar, Rob sebaik-baik pencipta.
Lalu, ada apa dengan kita?, sebetulnya sahabat sudah bias menerka saat ini kita focus pada topic apa. Dengan kecerdasan itulah kita akan memulai bahasan topic ini. Kita akan membahas ‘P3K’ (Pandangan Pertama Pada Kemaksiatan) dan fokusnya apa kesan bagi kita.
Benar kata pepatah “dari mata turun ke hati”. Sahabat Nabi Ibnu Abbas ra. Pernah berkata, “Setan selalu berada dalam tiga tempat paa diri lelaki. 1. pada pandangannya, 2. hatinya, dan 3. kelaminnya. Begitu pula untuk wanita, terkecuali yang ke-3 nya berada pada kelemahannya.
‘P3K’
tersebut bukan menyelamatkan, malah membuat kita jadi celaka. Buktinya,
dengan inplus yang kita terima dari kamera biologis (mata) ini hanya
menimbulkan sinyal-sinyal negative pada CD Drive
otak (pikiran). Khawatirnya, sinyal tersebut bias berproses dan
berkembang menjadi ‘virus paradigma’. Paradigma berpikir kita menjadi
terformat oleh virus tersebut. Seolah-olah system pengendalian program
otak kita sedang dikuasai dan diprintah. Jika virus ini dibiarkan, ia
semakin akrab dengan system paradigma kita. Format awal seperti
paradigma tentang kebenaran dan kebaikan diri untuk taat kepada aturan
yang telah dirancang Allah semenjak di alam roh sana
yang seharusnya dijaga oleh kita, malah dirusak oleh virus ini. Si
virus akan menginstal ulang format paradigma tanpa kita sadari. Secara
perlahan paradigma (pola pikir) tentang kebaikan sesuatu perbuatan telah
ERROR SYISTEM.
Yah!, jadi begitulah!... kita nyaris mengalami ERROR SYISTEM pada sentral pengendalian untuk berbuat sesuatu. Jadinya kacau antara nilai baik atau buruk dalam memandang sesuatu, maaf, misalnya visual MNS (Mengumbar Nafsu Syahwat). Tapi ingat sahabat, kerusakan ini tidak semata agresifitas virus perusak ini, asking at ownself. Kembalikan pada diri kita, seberapa serius diri ini menjaga, merawat piranti yang dititipkan Allah kepada kita ini. Kita punya system selektif pada otak yang bisa dengan canggih memformulasikan secara sistematis apa yang harus kita aktifkan pada masing-masing indera dan anggota badan ini untuk menjaga organisasi diri ini dari kerusakan. Hal ini bisa terbukti, pada mata terdapat organ kelopak mata yang jika di kamera foto kita sebut katup penutup lensa. Fungsi katup ini adalah menghalangi pantulan cahaya agar lensa dan system pencitraan objek pada kamera dapat terhindar dari kerusakan akibat cahaya yang berlebihan. Tidak jauh berbeda dengan system pencitraan pada mata ini. Jika mata kita menerima cahaya berlebihan (silau men!), spontan kelopak mata ini berkedip atau menyempit. Semua itu kita tau, karena mengalaminya. Tapi heran, kalau di depan mata ini ada objek ‘empuk’ lewat aja, ibarat anak panah beracun yang siap melesat ke tubuh musuh. Ehm….!, teman, sebenarnya ‘anak panah’ yang kita gunakan itu adalah milik iblis dan komplotannya yang memang meracuni pikiran, hati, dan mengkaburkan keimanan. Mengapa?!, ini bukan perkataan saya. Nabi yang menginformasikan kepada kita melalui sabdanya,
“Pandangan (terhadap seorang wanita) adalah salah satu busur panah beracun dari busur panah-busur panah yang dimiliki iblis” (HR. Ahmad)
Sahabat, siapa yang tidak percaya dengan perkataan Rasulullah Saw. Yang kita kenal sebagai al-Amin. Hanya Beliaulah panutan kita. Beliau mampu menahan pandangan mata beliau, karena Beliau diberikan hikmah untuk merenungi pemberian nikmat dari Allah seperti mata ini. Bagaimana dengan kita?!.......
0 komentar:
Posting Komentar