"Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya,.."(QS.at-Tahrim [66]:8)
Saudaraku,
seiman dan seperjuangan, betapa pun pandainya seseorang, baik disadari
maupun tidak, tentu pernah berbuat salah. Untuk itu kita ingin
perbaikan. maka perbaikan itu akan tercapai tanpa bertobat dengan benar.
Diri ini akan sadar jika sering melakukan koreksi diri (muhasabah). Yakni dengan merenungi perbuatan apa yang selama ini telah dilakukan. Apakah mengandung pahala atau malah dosa. Nikmat hidup di dunia, seperti umur, keperluan hidup dll digunakan untuk apa?, apakah hanya menikmatinya untuk bermaksiat kepada Allah yang telah mengamanahkan nikmat itu pada diri ini. Renungilah saudaraku, betapa zalim kita pada diri ini. Waktu luang kita lalaikan. Kita hindari mengingat maut, kapankah batas akhir usia kita?, siapa pun tiada yang tahu, kecuali Allah. pejamkan mata, gelap. Begitulah gambaran akhir kehidupan kita. Bayangkan, ketika berada di alam kubur bekal apa uang kita bawa, saat itu kita dieksekusi habis-habisan oleh tentara Allah (malaikat Munkar & Nakir), selamatkah kita dari siksa kubur?, tiada siapa pun yang menolong, kecuali rahmat dan belas kasih-Nya.
Saudaraku renungi dan rasakan belas kasih Allah pada diri kita. Saat ini kita masih mampu bernapas, menikmati makanan, beraktifitas dll. Tubuh & panca indera kita adakah yang cacat?, itu semua nikmat dari-Nya yang di akhirat kelak harus dipertanggungjawabkan.
Sebagaimana QS. at Tahrim ayat 8, tobat yang sebenar-benarnya ialah, jika berbuat dosa lalu kita menyadarinya, lalu berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Setelah itu, kita berusaha untuk berbuat hal yang diridhai Allah. Seperti lebih mendalami ilmu agama, menjaga akhlak yang terpuji, menjaga ibadah, berteman dengan orang shaleh, dll. Karena itu, mari segera kita bertobat sebelom terlambat.
"Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. an Nisa:17).
Diri ini akan sadar jika sering melakukan koreksi diri (muhasabah). Yakni dengan merenungi perbuatan apa yang selama ini telah dilakukan. Apakah mengandung pahala atau malah dosa. Nikmat hidup di dunia, seperti umur, keperluan hidup dll digunakan untuk apa?, apakah hanya menikmatinya untuk bermaksiat kepada Allah yang telah mengamanahkan nikmat itu pada diri ini. Renungilah saudaraku, betapa zalim kita pada diri ini. Waktu luang kita lalaikan. Kita hindari mengingat maut, kapankah batas akhir usia kita?, siapa pun tiada yang tahu, kecuali Allah. pejamkan mata, gelap. Begitulah gambaran akhir kehidupan kita. Bayangkan, ketika berada di alam kubur bekal apa uang kita bawa, saat itu kita dieksekusi habis-habisan oleh tentara Allah (malaikat Munkar & Nakir), selamatkah kita dari siksa kubur?, tiada siapa pun yang menolong, kecuali rahmat dan belas kasih-Nya.
Saudaraku renungi dan rasakan belas kasih Allah pada diri kita. Saat ini kita masih mampu bernapas, menikmati makanan, beraktifitas dll. Tubuh & panca indera kita adakah yang cacat?, itu semua nikmat dari-Nya yang di akhirat kelak harus dipertanggungjawabkan.
Sebagaimana QS. at Tahrim ayat 8, tobat yang sebenar-benarnya ialah, jika berbuat dosa lalu kita menyadarinya, lalu berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Setelah itu, kita berusaha untuk berbuat hal yang diridhai Allah. Seperti lebih mendalami ilmu agama, menjaga akhlak yang terpuji, menjaga ibadah, berteman dengan orang shaleh, dll. Karena itu, mari segera kita bertobat sebelom terlambat.
"Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. an Nisa:17).
0 komentar:
Posting Komentar