A. Pendahuluan
Melakukan
wawancara dengan umat Kristen tidaklah semudah yang diperkirakan
sebelumnya. Penulis cukup mengalami kesulitan dalam menentukan siapa
orang yang bisa diajak wawancara, baik berupa diskusi maupun dialog.
Masih ada rasa sungkan untuk menanyakan perihal yang berhubungan dengan
agama di luar keyakinan pribadi. Pada mulanya penulis berharap
menemukan teman yang memiliki kenalan orang Kristen. Sehingga, dengan
begitu pendekatan melalui teman akrab dapat dilakukan. Dengan kata lain
penulis bisa memperkenalkan diri terlebih dulu kepada teman dari umat
Kristen melalui teman penulis. Ternyata harapan tersebut tidak sesuai
rencana. Penulis tidak menjumpai seorang temanpun yang akrab dengan
orang Kristen. Merasa terdesak dengan situasi dan kondisi demikian, hari
minggu (15/07/07) sekitar pukul 16.30 WIB. penulis memberanikan diri
berjumpa dengan salah satu pengurus organisasi komunitas mahasiswa
katolik Universitas Tanjungpura. Organisasi tersebut mereka namakan dengan Keluarga Besar Mahasiswa Katolik Universitas Tanjungpura (KBMKU).
Sekali
lagi dengan harapan penulis bisa bertemu dan berdialog langsung dengan
aktivis gereja dan setarap mahasiswa. Pada mulanya penulis bertemu
dengan Robert dan Merlin yang kebetulan mereka tinggal di sekretariat
KBMKU tersebut. Kami pun saling bersalaman dan berkenalan. Penulis
mengawali pembicaraan dan mengutarakan maksud kedatangan. Penulis
memberitahukan bahwa penulis ingin berdialog biasa dan tidak terlalu
formal seputar konsep ketuhanan. Namun, melihat waktu itu semakin sore,
kami memutuskan bertemu pada keesokan harinya.
Senin,
(16/07/07) sesuai kesepakatan kami akan berjumpa pada pukul 16.00 WIB
di sekretariat KBMKU. Setiba di sana, penulis belum berjumpa dengan
Robert dan Merlin. Malah pintu sekretariat tertutup rapat seperti tidak
ada orang. Sore itu kebetulan hujan gerimis. Penulis tetap menunggu
kedatangan mereka dan berharap bisa lebih akrab dan bersahabat dengan
mereka. Sehingga wawancara kali ini tidak sekedar menjalankan tugas mata
kuliah. Beberapa menit kemudian penulis berjumpa dengan teman Robert,
namanya David. Ia adalah Sarjana Tekhnik Universitas Tanjungpura.
Awalnya
David mengira penulis adalah mahasiswa katolik yang ingin berurusan
dengan pengurus KBMKU. Namun setelah penulis memberitahukan maksud yang
sebenarnya, yakni penugasan perkuliahan, barulah ia dapat memahami.
Penulis mengatakan bahwa wawancara tersebut sebenarnya kepada siapa saja
bisa dilakukan asalkan beragama kristen. Penulis bermaksud memfokuskan
diri untuk mewawancarai mahasiswa. Karena menurut hemat penulis sesama
mahasiswa dapat memahami dan sudah terbiasa dengan diskusi-diskusi
akademis.
Mendengar
mengenai fokus responden yang penulis pilih, David menawarkan dirinya
untuk diwawancarai. Ia mengaku beragama Kristen. Bahkan seakan-akan ia
mengetahui apa yang menjadi beban pikiran penulis. Ia mengatakan kepada
penulis agar jangan sungkan dan takut untuk menanyakan apa saja seputar
agama Kristen. Dengan ungkapan demikian suatu pertanda wawancara baru
bisa penulis lakukan. Berikut ini cuplikan wawancara tersebut.
B. Hasil Wawancara
1. Pertemuan dengan Sarjana
KORESPONDEN/
RESPONDEN
|
PERTANYAAN/JAWABAN
|
KR
|
Menurut Anda, apa yang dimaksud Trinitas dalam agama Kristen?
|
RS
|
Sebelum
kita bicara tentang konsep Trinitas dalam agama Kristen, kita harus
memahami dulu siap Tuhan itu. Menurut Anda siapa Tuhan itu?
|
KR
|
Sesuatu yang disembah dan diagungkan.
|
RS
|
Tidak
hanya itu, Tuhan memiliki kuasa dan kehendak yang tidak dimiliki
makhlukNya, iya kan. Dia tidak akan dikenal oleh makhlukNya jika Dia
tidak dekat dengan makhluknya. Bagaimana Dia bisa dekat dengan
makhlukNya. Dia harus turun kebumi berada bersama makhlukNya. Karena
sifat Tuhan itu serba bisa. Dengan kehendakNya Dia menjelma sebagai
manusia kedunia yang dikenal sebagai Yesus. Kita tahu bahwa Yesus
dilahirkan tanpa bapa atau tanpa hubungan suami-istri. Ialah Yesus
yang memiliki sifat manusia namun di dalam dirinya bersemayam roh Kudus
dari Allah. Allah memiliki sifat Bapa (pemimpin), begitu pula Yesus
juga memiliki sifat memimpin umat. Karena Yesus itulah Allah. Artinya,
tiga oknum dalam satu sifat. Yakni sifat keilahian. Tiga oknum
maksudnya, Allah membagi perannya menjadi tiga pekerjaan sebagai Allah
Bapa (pencipta dan penguasa alam semesta), Allah anak (pemimpin umat
manusia), dan roh kudus ( penuntun manusia ke kerajaan sorga). Sampai
disini jelas?
|
KR
|
Tapi, bagaimana dengan ayat-ayat al-Kitab yang mengabarkan bahwa Yesus benar-benar manusia dan Allahlah satu-satunya Tuhan ?
Dalam Yohanes 17: 3 berbunyi : “Inilah
hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa
dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu”. Pada ayat ini
Hanya Allah lah Tuhan yang Esa sedang Yesus sebagai
utusanNya/RasulNya. Kata “dan” di situ seolah-olah menunjukan
pemisahan kedua oknum.
|
KS
|
Oke, jika kita baca sepintas memang demikian, jika kita fokus pada kalimat “Inilah hidup yang kekal”,dapat
diartikan bahwa sifat kekal hanya dimiliki Tuhan. Dan Yesus memiliki
sifat itu setelah ia bangkit dari kematian. Karena memang Yesus adalah
wujud Allah. Saya yakin Yesus itu adalah manusia 100% dan juga Tuhan
100%.
|
KR
|
Bagaimana bisa?, dalam Lukas 6 :12 menyebutkan bahwa Yesus berdoa kepada Allah.
|
KS
|
Begini,
Yesus memiliki sifat manusia, karena ia juga dilahirkan, makan dan
minum, merasa sedih, marah, bahkan menunjukkan dirinya sebagai hamba
Tuhan. Sifat manusia tersebut Yesus munculkan ketika
ia hidup sedang sifat keilahian (ketuhanan) tidak ia munculkan. Baru
setelah kebangkitannya dari kematian ia kembali dengan wujud Tuhan. Inilah keteladanan Tuhan untuk menunjukkan bahwa sebenarnya manusia itu bisa taat pada perintah dan aturan Tuhan.
|
KR
|
Jika semasa hidupnya Yesus memiliki sifat manusia 100%, bisakah kita katakan ia sebagai Nabi dan rasul Allah ?
|
KS
|
Bisa saja, tapi meskipun demikian disamping sifat manusianya ia berbekal sifat keilahian yang dibuktikannya melalui mukjizat.
|
KR
|
Sebenarnya apa tujuan utama Tuhan menjelma diriNya sebagai Yesus ?
|
KS
|
Sebagaimana
yang kita bicarakan di awal, bahwa Tuhan ingin memperbaiki keadaan
akhlak manusia yang diliputi dosa dan kesalahan. Dalam ajaran kami
dikenal dengan istilah perencanaan Allah. Seluruh manusia dimuka bumi
ini memiliki dosa. Untuk menghapus dosa manusia harus dilakukan suatu
pengorbanan sebagai penebus dosa. Ini adalah ketentuan dari Tuhan,
karena melihat sejarah dari jaman adam dan hawa telah dilakukan pula
pengorbanan. Orang-orang yahudi ketika berbuat dosa harus mengorbankan
sesuatu seperti binatang dan sebagainya. Saya kira Nabi kalian,
Muhammad juga mengajarkan ritual dengan mengorbankan kambing. Sekali
lagi itu adalah ketentuan dari Tuhan bahwa setiap dosa harus ditebus
dengan darah.
|
KR
|
Apakah disalibnya Yesus menjadi penebus dosa umat manusia ?
|
KS
|
Ya
benar, dengan demikian manusia tidak perlu lagi melakukan pengorbanan
darah untuk menghapus dosa, karena telah terwakili oleh Yesus.
|
KR
|
Kembali ke konsep Trinitas, adakah ayat di dalam Al Kitab yang menyebutkan secara jelas tentang pembagian tugas Allah Bapa, anak
Allah, dan roh kudus ? dan ayat yang menunjukkan bahwa Yesus mengaku
dirinya sebagai Tuhan. Sebagaimana yang Anda jelaskan tadi.
|
KS
|
Di
dalam al kitab, ayat yang menjelaskan tentang pembagian fungsi atau
tugas dalam konsep Trinitas belum saya temukan. Namun, jika
disimpulkan pada beberapa ayat yang menyebutkan tentang Allah Bapa,
Allah anak, dan roh kudus itu dapat secara jelas diketahui konsep
Trinitas yang dimaksud. Ingat di sini saya menggunakan istilah Allah
anak, bukan anak Allah. Karena kita tahu secara bahasa jika “anak
Allah” , seolah-olah Allah punya anak. Tapi jika “Allah anak”, Allah
tetap sebagai Tuhan satu-satunya, namun ini diistilahkan untuk diri
Yesus.
|
Melihat
hari semakin sore, sampai di sini penulis menyudahi pembicaraan dengan
David. Penulis belum puas dengan jawaban yang ia berikan. Karena setiap
jawaban yang diberikan sedikit berbeda dengan ajaran Kristen pada
umumnya. Ia mengatakan bahwa dirinya bukanlah penganut
Kristen katolik maupun protestan, tetapi Kristen Advent. Istilah ini
masih asing ditelinga penulis. Sedikit ia menjelaskan tentang ajaran
Kristen Advent kepada penulis. Kristen Advent adalah kelompok umat
kristen yang meyakini akan ajaran-ajaran Yesus secara konservatif.
Menurut David, “Advent” dapat diartikan penundaan, menunggu penghakiman.
Hanya Kristen Advent yang tidak mengakui perayaan natal sebagai
kelahiran Yesus, melarang pengikutnya untuk memakan dan mengerjakan
hal-hal yang diharamkan dalam al-Kitab seperti babi, minuman keras, dan
lain sebagainya. Terlepas dari kebenaran yang ia katakan, ia mengaku
dulunya sebagai muslim dan belajar banyak tentang agama dari Al Quran,
namun setelah mempelajari dan membanding-bandingkan ajaran ia mengalami
konversi agama dari Islam, katolik, protestan hingga ke ajaran kristen
advent yang menurutnya benar.
David
kembali menawarkan untuk mempertemukan penulis dengan pendetanya yang
lebih berpengalaman dalam hal ini. David menjelaskan maksudnya untuk
mempertemukan penulis dengan pendeta, agar apa yang dibicarakannya
menjadi bahan perbandingan nanti setelah mendengarkan apa yang
disampaikan pendeta. Sehingga penulis lebih bisa memahami dengan baik,
demikian yang David katakan kepada penulis. Penulis bisa memahami itulah
teknik ajakan yang disampaikan dengan pertimbangan dari yang diajak.
Penulis tidak terlalu berpikir panjang dan langsung menyanggupi untuk
berjumpa dengan pendeta dari kalangan kristen Advent tersebut.
2. Pertemuan dengan Pendeta
Berdasarkan
perjanjian sebelumnya, selasa (17/07/07) sekitar pukul 09.10 penulis
diantar oleh David dengan sepeda motor berangkat ke sebuah klinik
pengobatan Advent. Di situlah penulis dipertemukan dengan pendeta Manik
yang bertugas secara khusus sebagai penginjil dari ajaran Advent.
Setelah David memperkenalkan penulis dengan pendetanya dan menjelaskan
maksud kedatangan penulis, barulah kami melakukan semacam dialog.
KORESPONDEN/
RESPONDEN
|
PERTANYAAN/JAWABAN
|
Saya
|
Bapak,
dalam Al Kitab ada ayat menyebutkan Yesus sebagai manusia dan ada
pula Yesus sebagai Tuhan ? Bagaimana menurut Bapak ?
|
Pendeta
|
Silakan Saudara buka kitab Kejadian 1: 1-2,”
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi .Bumi belum berbentuk
dan kosong;gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air. “ Artinya apa, Allah memang
pencipta segala sesuatu, mengadakan sesuatu yang belum ada, Ialah
yang merancang alam semesta beserta isinya. Termasuklah penciptaan
manusia di dalamnya. Silakan baca ayat ke 26 .
|
Saya
|
“Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, ..”
|
Pendeta
|
Ya cukup sampai di situ, kita perhatikan kalimat tersebut, “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, ..”,
artinya, Allah berkehendak akan menjadikan sosok manusia yang
memiliki wujud keilahian serupa dengan diriNya. Dan itulah Yesus.
Yesus
turun kedunia memiliki sifat manusia karena ia mengalami proses
kelahiran sebagaimana layaknya manusia. Ia juga mengalami seperti apa
yang kita alami. Merasa sedih, marah namun marahnya tidak berdosa. Ia
marah saat bait Allah dijadikan oleh orang-orang sebagai
pasar. Ia terluka dan berdarah, dengan darahnyalah yang menjadi
penebus dosa umat manusia.
Kita
tentu mengingat kisah Adam dan Hawa yang diciptakan Tuhan sebagai
manusia pertama kalinya. Mulanya mereka hidup tentram dan damai di
sorga suci dari dosa. Karena ulah si ular jelmaan setan yang menggoda
mereka untuk memakan buah terlarang. Sehingga, kesucian diri mereka
ternodai dengan dosa mereka melanggar perintah Tuhan. Mereka merasa
malu dan menutupi tubuhnya dengan dedaunan. Sampai keduanya beserta
keturunannya ditempatkan kedunia masih memikul dosa tersebut. Banyak
perbuatan dosa yang manusia lakukan di dunia ini menjadikan alasan
Tuhan untuk turun kedunia berdekatan dengan manusia wujud Yesus
dijadikan korban atas penebusan dosa umat manusia. Sungguh pilihan
terbaik bagi Tuhan.
|
Saya
|
Apakah itu yang dimaksud dosa turunan yang harus ditebus ?
|
Pendeta
|
Ya itulah yang disebut dosa turunan yang harus ditebus dengan pengorbanan darah.
|
Saya
|
Mengapa harus melakukan pengorbanan dengan darah ?
|
Pendeta
|
Karena
sudah menjadi hukum /ketetapan Tuhan bahwa dosa itu harus dibayar
dengan darah. Ketetapan dari Tuhan itu harus dilakukan umat manusia.
Ini terbukti sejak terbunuhnya anak Adam, umat-umat terdahulu dari
keturunan Abraham juga melakukan pengorbanan darah ketika ingin
bertobat dari dosanya. Pada umumnya mereka melakukan penyembelihan
hewan.
|
Saya
|
Kembali tentang Yesus, Saya masih bingung dengan konsep
Trinitas yang Bapak maksud ? Pada kitab Yohanes 17 : 3 mengatakan
bahwa Allah itu benar dan Yesus itu utusanNya. Ayat ini menunjukan dua
oknum, Allah sebagai Tuhan dan Yesus sebagai utusan Tuhan.
|
Pendeta
|
Mari kita buka, saya baca: “Inilah
hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah
Engkau utus.” Maksudnya, kita perhatikan kalimat “Inilah hidup yang kekal itu”
Hidup yang kekal hanya dimiliki oleh Tuhan. Kita mengakui keesaan
Tuhan Allah. Yesus sebagai utusanNya maksudnya adalah perwujudan Allah
di dunia manusia/ dihadapan manusia. Karena manusia tidak akan mampu
berjumpa dengan Allah secara langsung. Dosa manusia menjadi penghalang
untuk berjumpa denganNya. Sehingga, jika dibaca sekali lagi ayat
tersebut, dan memahami kalimat “Inilah hidup yang kekal itu”, sebagai istilah yang menandakan Allah dan Yesus itu satu kesatuan.
|
Saya
|
Selain itu dalam Matius 1:18-25 disebutkan Yesus sebagai anak manusia, Yesus berduka cita (Matius 26:38). Sangat
berbeda dengan ayat lain yang menyebutkan Yesus sebagai Tuhan. Jadi,
seolah-olah antara ayat yang satu dengan lainnya itu terjadi
kontradiksi.
|
Pendeta
|
Jika
kita gabungkan, memang tampak kontradiksi. Namun ketika kita pisahkan
ia tidak akan kontradiksi. Ayat yang menjelaskan bahwa Yesus sebagai
manusia seperti dalam kitab matius 1: 1-17 tentang silsilah Yesus
secara jelas disebutkan, begitupula prihal kelahirannya (Matius
1:18-25). Karena Yesus turun ke bumi ini sebagai manusia yang memiliki
sifat manusia dan sekaligus sifat ketuhanan. Semasa di dunia sifat
ketuhanannya tidak terlalu ia munculkan. Setelah kematiannya sebagai
manusia dan kebangkitannya sebagai Tuhan barulah sifat ketuhanannya ia
tampakkan. Artinya, pada kondisi tertentu Yesus sebagai manusia dan
pada kondisi tertentu pula Yesus sebagai Tuhan.
|
Saya
|
Adakah ayat yang menunjukkan Yesus itu kekal?
|
Pendeta
|
Coba baca Yohanes 8: 58
|
Saya
|
“Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada.”
|
Pendeta
|
Nah,
ini membuktikan bahwa roh Yesus sudah ada sebelum para nabi dari
keturunan Abraham (Ibrahim) itu diutus. Ini menunjukkan Roh Kudus yang
ada di dalam diri Yesus adalah bagian dari roh Allah yang kekal.
|
Saya
|
Bapak, ayat-ayat apa saja yang menunjukan pengakuan Yesus sebagai Tuhan ?
|
Pendeta
|
Mari kita buka Yohanes 14 : 1, silakan baca.
|
Saya
|
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.”
|
Pendeta
|
Pada ayat ini suku kata “Ku” menggunakan hurup kapital ini menunjukkan Yesus untuk dipercayai sebagai Tuhan. Silakan baca ayat ke 6-7
|
Saya
|
Kata
Yesus kepadanya:”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya
kamu mengenali aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini
kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.”
|
Pendeta
|
Artinya, tidak ada jalan lain untuk meyakini kebenaran yesus sebagai
Tuhan. Yesus berkata demikian berarti ia mengakui sebagai apa yang
kita yakini. Begitu pula pada ayat selanjutnya (8-14) juga menjelaskan
bahwa Yesus mengakui dirinya menyatu dalam diri Tuhan Bapa begitu pula
sebaliknya. Sehingga segala perbuatan yang dilakukan Yesus hakikatnya
Allah yang melakukan. Dengan demikian para pengikut Yesus diwajibkan
memohon sesuatu atas nama Yesus, Allah Bapa pasti mengabulkan.
|
C. Penutup
Sebenarnya
penjelasan dari pendeta Manik cukup panjang lebar. Cukup sulit
mengambil pokok pembahasan yang Beliau sampaikan. Meskipun terkadang
jawaban tidak terfokus bahkan meluas, penulis telah mendapat pengalaman
pertama kali untuk berdialog langsung dengan pemuka agama kristen yang
memiliki sifat terbuka dan ramah dengan sesama. Sehingga dalam kutipan
wawancara penulis sangat sedikit memberikan komentar atas pernyataan
yang disampaikan. Adapun penjelasan dari pendeta yang penulis cantumkan
di sini pun tidak selengkapnya. Di dalam menjelaskan setiap pertanyaan,
pendeta terkadang menjelaskan tanpa rujukan satu ayat dari al kitab,
terkadang pula merujuk kepada ayat yang cukup panjang. Sehingga, dengan
konsekuensinya penulis harus bersedia ketika diminta membacakan
ayat-ayat yang dijadikan rujukan Beliau. Setelah ayat tersebut
dibacakan, barulah Beliau menjelaskan dan seolah membimbing penulis
untuk memahami tafsiran dari ayat yang dimaksudkan. Demikianlah metode
penjelasan ayat yang digunakannya.
Di klinik tersebut penulis diperlakukan sebagaimana layaknya tamu
atau umatnya yang pantas dilayani. Selain diizinkan dengan hormat untuk
mewawancarai pendeta, penulis juga disuguhi dengan minuman jus alvokat.
Dengan pelayanan yang santun dan ramah, mereka menjaga baik etika
bergaul dengan sesama atau bermasyarakat sekalipun dengan orang yang
berbeda agama. Memang salah satu metode mereka seperti inilah yang
banyak menarik umat agama lain untuk pindah ke agama mereka paling tidak bersimpati dengan mereka.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB., sementara penulis melihat
pendeta masih menjelaskan ayat-ayat berkaitan di dalam alkitab.
Sehingga penjelasan alkitab tidak hanya seputar konsep ketuhanan Yesus.
Namun demikian tidak menjadi permasalahan, hal tersebut malah menambah
wawasan penulis. Untuk mengakhiri wawancara singkat tersebut, penulis
mengalihkan pembicaraan tidak lagi membahas apa yang dibicarakan. Pada
akhirnya penulis pun berpamitan dengan Pendeta.
Penulis
sangat berterima kasih dengan David yang menjadi teman baik yang baru
saja dikenal. Sesuai dengan janjinya di awal perjumpaan, David
menghadiahkan sebuah foto-kopian dari buku karya Geoffrey Parrinder yang berjudul Yesus dalam Quran,
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ali Masrur,
Agusni Yahya, Zulkarnaini. Menurut David buku ini cukup menarik dan
cocok sebagai bahan kajian ilmiah. Walaupun sekedar foto-kopian dari buku tersebut, akan menjadi tanda persahabatan penulis yang tidak pernah terlupakan.
Sekilas Pesan
Sebuah
pengalaman selalu menjadi guru terbaik dan pelajaran berharaga bagi
pribadi yang mengalaminya. Masih banyak kekurangan dan ketidaksiapan
yang penting untuk dievaluasi dalam melakukan tugas wawancara seperti
ini.
Kecemasan
dan sikap pesimis sempat hadir dipikiran penulis sebelum melakukan
wawancara. Perasaan semacam ini tidak baik dibiarkan ada terus-menerus
pada diri, apalagi saat wawancara malah semakin bertambah khawatir.
Perihal yang menjadi kekhawatiran biasanya belum terbiasa berdialok
mengenai konsep ketuhanan, merasa belum memiliki keilmuan yang mendalam
terhadap agama sendiri, dan alasan-alasan lain yang serupa sehingga
melemahkan semangat dalam menemukan pengalaman baru dalam mempelajari
ilmu agama.
Setelah
penulis melewati pengalaman seperti ini, ternyata malah memberikan
semangat baru untuk lebih giat mendalami ilmu agama. Adapun
pikiran-pikiran pesimis yang muncul hanyalah perasaan irasional semata.
Sebab sudah menjadi kewajaran sikap demikian muncul saat pertama kali
akan menemukan pengalaman baru.
Sebelum
melakukan wawancara, selaku koresponden (penggali informasi) harus
mempersiapkan diri baik dari wawasan keilmuan dibidang ketauhidan,
psikologi agama, retorika, filsafat teologi, ilmu komunikasi dan
lain-lain sehingga memahami betul kajian kristologi bagi umat Islam.
Yakni tidak mudah terpengaruh dengan trik atau ragam metode dan
pendekatan yang digunakan kalangan kristen dalam meraih simpati dari
lawan bicaranya dari umat agama lain untuk ditarik secara perlahan tapi
pasti ke agama mereka. Selain itu, kestabilan mental dalam berdiskusi
atau berdialog sangat utama. Hal tersebut dapat dipersiapkan sebelumnya
dengan menjaga amalan-amalan ibadah sehari-hari. Sehingga kondisi
spiritual atau batin semakin kokoh.
Penulis
memahami tujuan utama dari penugasan wawancara kristologi seperti ini
bukanlah terletak pada keberhasilan mendebat atau mematahkan setiap
pernyataan mereka (orang kristen), melainkan terjalinnya kedekatan
mereka dengan umat Islam untuk lebih terbuka dan saling menghargai
masing-masing ajaran agama yang dianut. Sikap yang seperti ini membuka
jalan bagi mereka untuk bisa mengenal Islam lebih dekat dan ramah. Jika
perdebatan dengan mereka sulit dihindari, tetaplah pada kewajaran sikap
dan memperlakukan mereka sebagai orang terpelajar serta dengan akhlak
Islami. Dan itu menjadi satu di antara metode dakwah yang dicontohkan
oleh Rasulullah Saw.
Semoga
laporan singkat ini bermanfaat bagi mereka yang menamakan diri sebagai
aktivis-aktivis dakwah, para pembina umat, mereka yang istiqamah beramal
shalih, mereka yang memiliki keberanian mengungkapkan kebenaran dinnul
Islam, mereka yang menyeru ke jalan Allah dengan cara hikmah dan
bijaksana.
0 komentar:
Posting Komentar