Jumat, 19 Oktober 2012

‘Update’ Iman


Update Status Vs Update Iman

Unik bin aneh bahasa/kosa kata di zaman sekarang. Umumnya semua orang tau apa itu update. Kata Update ini berasal dari bahasa Inggris yang artinya memperbarui. Kalau manusia di jaman sekarang ditanya soal update status, beragam jawaban dari mereka dengan ekspresi yang berbeda pula. Mereka yang online terus, menjawab dengan antusias dan penuh gaya,”Gue sih update terus tu status”. Ada yang belang-belang kambing online-nya menjawab agak berat, “emm..klo saya sih..jarang ol jadi gak update tu’”. Ada yang tidak terlalu peduli dengan hal update-meng-update status menjawab,”ngapain sibuk-sibuk update status, nguras energi dan buang-buang waktu aja, itu Nggak penting”. Ada pula mereka yang punya motto berkata,”tiada hari tanpa update status” (jiaaaahh..status apaan tu?!)[1].  Masih banyak alasan lainnya yang dimiliki manusia di era IT ini dalam menentukan pilihan hidup mereka. Apakah mereka ingin hidup di “Dua Dunia” (dunia nyata/reall dan dunia maya/cyber), atau hanya memilih pada salah satu dari keduanya?..Hidup itu pilihan, dan pilihan hidup terbaik adalah menjadi orang baik untuk diri dan orang lain. 

Orang baik itu adalah mereka yang memiliki semangat hidup dalam berbagai hal positif. Mereka berusaha dan terus belajar memperbaiki (introspeksi) diri meski orang lain menganggapnya sudah baik. Tidak merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Sabar dan tabah dalam menghadapi ujian di jalan kebaikan. Bahkan ikhlas berkarya dengan karya terbaik guna kepentingan dan kebaikan orang banyak.

Pilihan dari orang baik itu seimbang dalam mengelola, memanfaatkan dimensi kehidupan dunianya. Selain sibuk di dunia nyata, ia juga tidak ketinggalan zaman, ia juga update status[2] di dunia cyber dan juga konsisten juga update iman (keyakinan absolut kepada Tuhan Sang Pencipta) setiap saat dalam amalan dzikir tauhid (Laailaaha illallaah) dll.[3] Artinya, update statusnya di sisi Tuhan lebih diutamakan. 

Namun ada saja “gangguan signal” keimanan dari ‘member’ Setan & Iblis.[4] “Hey!!....itukan mereka yang kuat imannya, jadi wajar mereka update iman sama Tuhan. Jangan urusi pribadi/privasi orang lain, soal mau update iman, status atau tidak sama sekali itu masing-masing orang, ngapain sibuk sama hal begituan?!”… Jangan sok suci-lah, kalau Anda tak mau terjerumus, ngapain Anda ikut-ikutan update status di dunia maya?...mending delet akun Anda dan tinggalkan dunia cyber ini”.

Update Status itu Privasi?!
Kebebasan para user/netter menggunakan dunia cyber sebagai media komunikasi, interaksi, informasi tercanggih di abad ini memang sulit dikontrol. Sudah bukan rahasia umum lagi, banyak orang sengaja meng-update statusnya berupa testimoni (kata-kata mengandung pesan) bersifat privasi, foto-foto, video-video yang sangat pribadi dengan bangga di-unggah (upload) ke berbagai akun di cyber. Meski ada pihak pengelola/perusahaan situs di internet yang berusaha  taat pada hukum perudang-undangan IT, masih saja ada oknum nakal yang menyediakan situs secara gratis (free) kepada user untuk secara bebas meng-unggah, update status yang mengandung isu SARA, propaganda konflik, teror, pornografi & pornoaksi dan penyimpangan kode etik, moral serta hukum. Sebab jika status yang di-update itu diperuntukkan untuk khalayak ramai (publik), maka mereka sama saja telah mempermalukan diri mereka sendiri, tidak menghargai diri, dan secara perlahan telah membunuh sifat dan karakter dirinya dan orang lain yang terpengaruh oleh status itu.

Sangat dilematis, di satu sisi, ia ingin memenuhi kebutuhan aktualisasi dan eksistensi dirinya agar dapat dihargai dan dihormati sebagai manusia hebat & dibanggakan. Namun di sisi lain ia salah memilih jalan, ia telah terjerat dalam ruang lingkup permainan setan & iblis di alam imajinasi/fantasi ciptaan manusia itu (cyber). Yaitu nafsu ingin dipuji dan menjatuhkan orang lain (narsis), sangat memenuhi pikiran dan hatinya. Tanpa peduli apakah status yang di-update-nya itu baik, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain yang membaca/melihatnya atau malah menyesatkan bahkan merusak jiwa. 

Apakah masih bisa dikatakan privasi jika status ‘negatif’ yang di-update itu menyebar ke zona publik?...apa jadinya sebagian besar generasi bangsa kita saat ini hanya sibuk dalam alam khayalnya masing-masing, berjibaku dengan update status yang notabene sarat dengan kepalsuan, kamuflase, kebohongan, kemunafikan, kenistaan dan hal-hal negatif lainnya.

Orang Baik lagi Bijak itu Update Iman
Dunia kini semakin terasa sempit, akibat dari jaman ke jaman terobosan teknologi berdimensi ruang dan waktu selalu baru. Penemuan para ilmuan tentang beragam teori ilmiah selalu ter-update dan disesuaikan dengan kebutuhan manusia masa kini. Itulah sistem kehidupan yang tercipta seiring perkembangan peradaban manusia. 

Sebagai orang baik lagi bijak, sudah sewajarnya kita tidak larut dalam dinamisasi sistem itu. Tidak terbuai dengan perputaran arus globalisasi. Tidak latah atau plin-plan dengan situasi dan kondisi kehidupan dunia hari ini. Terus..apa yang mesti kita lakukan?...

Posisikan diri kita pada titik (spot) aman terkendali. Artinya, jika Anda seorang profesor, jadilah ilmuan yang beriman. Jika Anda seorang Presiden, jadilah pemimpin yang bijaksana dan beriman. Jika Anda seorang bisnismen (pengusaha/pedagang), jadilah entrepreneur yang jujur dan beriman. Jika Anda seorang guru, jadikan diri Anda sebagai guru teladan dan beriman. Jika Anda seorang polisi/tentara, jadilah aparat berwibawa dan beriman. Siapapun diri Anda, siswa, mahasiswa, buruh, petani, nelayan dan lain sebagainya jika komitmen (berpegang teguh) pada keyakinan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, itu berarti Anda punya persiapan dalam membentengi diri, keluarga bahkan bangsa dan negara ini dari pengaruh negatif yang dapat merusak serta menghancurkan masa depan kehidupan generasi bangsa kita.

 Pontianak, 19 Oktober 2012
Satria Marali



[1] Celoteh segelintir anak-anak muda jaman sekarang, iseng ‘menyimpang-siurkan’ bahasa dan maknanya. Kalau dengar istilah ‘status’,yang ada dibenak mereka itu : jomblo (single), pacaran (punya pasangan/couple), menikah, cerai, & selingkuh (astaghfirullaah.., masa’ selingkuh dijadiin status, ada-ada aja).
[2] Tentunya status yang di-update itu perihal kebaikan dan kebenaran; positif, motivatif, inspiratif, serta bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat.
[3]Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (Qs. Al-Baqarah[2]: 152). Mari kita Update Iman kita setiap saat dan tempat dengan memperbanyak Dzikrullah (berdzikir/ mengingat Allah swt). Efek yang akan kita rasakan ketika berdzikir bukan hanya secara psikis, bahkan secara fisik juga menyehatkan. Dari Abdullah bin Amr r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, “Dzikir yang paling utama ialah ‘laa ilaaha illallaah’ dan doa yang utama adalah istighfar.” Kemudian beliau membaca ayat: Fa’lam annahuu laa ilaaha illallaahu wastaghfir lidzanbika (artinya: maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan memohonlah ampun atas dosa-dosamu).” (Hr. Thabrani). Berdasarkan temuan dan penelitian oleh dr. Arman Yurisaldi Saleh, MS, Sps  (dokter spesialis saraf) bahwa dzikir Laa ilaaha illallah dan Astaghfirullah dapat menghilangkan nyeri serta menumbuhkan ketenangan dan kestabilan saraf (Arman Yurisaldi Saleh, 2010. Berzikir untuk Kesehatan Saraf, Zaman: Jakarta, h. 78).
[4] ‘member’/anggota/golongan/pengikut yang berasal dari bangsa jin dan manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

NASYID & RELIGI ISLAMI


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design