Update Status Vs Update
Iman
Unik bin aneh
bahasa/kosa kata di zaman sekarang. Umumnya semua orang tau apa itu update. Kata Update ini berasal dari bahasa Inggris yang artinya memperbarui.
Kalau manusia di jaman sekarang ditanya soal update status, beragam jawaban dari mereka dengan ekspresi yang
berbeda pula. Mereka yang online
terus, menjawab dengan antusias dan penuh gaya,”Gue sih update terus tu status”. Ada yang belang-belang kambing online-nya menjawab agak berat,
“emm..klo saya sih..jarang ol jadi gak update
tu’”. Ada yang tidak terlalu peduli dengan hal update-meng-update status
menjawab,”ngapain sibuk-sibuk update
status, nguras energi dan buang-buang waktu aja, itu Nggak penting”. Ada pula
mereka yang punya motto berkata,”tiada hari tanpa update status” (jiaaaahh..status apaan tu?!)[1]. Masih banyak alasan lainnya yang dimiliki
manusia di era IT ini dalam menentukan pilihan hidup mereka. Apakah mereka
ingin hidup di “Dua Dunia” (dunia nyata/reall
dan dunia maya/cyber), atau hanya
memilih pada salah satu dari keduanya?..Hidup itu pilihan, dan pilihan hidup
terbaik adalah menjadi orang baik untuk diri dan orang lain.
Orang baik itu adalah mereka yang memiliki semangat hidup
dalam berbagai hal positif. Mereka berusaha dan terus belajar memperbaiki
(introspeksi) diri meski orang lain menganggapnya sudah baik. Tidak merasa
dirinya lebih baik dari orang lain. Sabar dan tabah dalam menghadapi ujian di
jalan kebaikan. Bahkan ikhlas berkarya dengan karya terbaik guna kepentingan dan
kebaikan orang banyak.
Pilihan dari orang baik itu seimbang dalam mengelola,
memanfaatkan dimensi kehidupan dunianya. Selain sibuk di dunia nyata, ia juga
tidak ketinggalan zaman, ia juga update status[2] di
dunia cyber dan juga konsisten juga update iman (keyakinan absolut kepada
Tuhan Sang Pencipta) setiap saat dalam amalan dzikir tauhid (Laailaaha illallaah) dll.[3]
Artinya, update statusnya di sisi
Tuhan lebih diutamakan.
Namun ada saja “gangguan signal” keimanan dari ‘member’ Setan
& Iblis.[4]
“Hey!!....itukan mereka yang kuat imannya, jadi wajar mereka update iman sama Tuhan. Jangan urusi
pribadi/privasi orang lain, soal mau update
iman, status atau tidak sama sekali itu masing-masing orang, ngapain sibuk sama
hal begituan?!”… Jangan sok suci-lah, kalau Anda tak mau terjerumus, ngapain
Anda ikut-ikutan update status di
dunia maya?...mending delet akun Anda
dan tinggalkan dunia cyber ini”.
Update Status itu
Privasi?!
Kebebasan para user/netter
menggunakan dunia cyber sebagai media
komunikasi, interaksi, informasi tercanggih di abad ini memang sulit dikontrol.
Sudah bukan rahasia umum lagi, banyak orang sengaja meng-update statusnya berupa testimoni (kata-kata mengandung pesan)
bersifat privasi, foto-foto, video-video yang sangat pribadi dengan bangga
di-unggah (upload) ke berbagai akun
di cyber. Meski ada pihak
pengelola/perusahaan situs di internet yang berusaha taat pada hukum perudang-undangan IT, masih
saja ada oknum nakal yang menyediakan situs secara gratis (free) kepada user untuk secara bebas meng-unggah, update status
yang mengandung isu SARA, propaganda konflik, teror, pornografi & pornoaksi
dan penyimpangan kode etik, moral serta hukum. Sebab jika status yang di-update itu diperuntukkan untuk khalayak
ramai (publik), maka mereka sama saja telah mempermalukan diri mereka sendiri,
tidak menghargai diri, dan secara perlahan telah membunuh sifat dan karakter
dirinya dan orang lain yang terpengaruh oleh status itu.
Sangat dilematis, di satu sisi, ia ingin memenuhi kebutuhan
aktualisasi dan eksistensi dirinya agar dapat dihargai dan dihormati sebagai
manusia hebat & dibanggakan. Namun di sisi lain ia salah memilih jalan, ia
telah terjerat dalam ruang lingkup permainan setan & iblis di alam
imajinasi/fantasi ciptaan manusia itu (cyber).
Yaitu nafsu ingin dipuji dan menjatuhkan orang lain (narsis), sangat memenuhi
pikiran dan hatinya. Tanpa peduli apakah status yang di-update-nya itu baik, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain yang
membaca/melihatnya atau malah menyesatkan bahkan merusak jiwa.
Apakah masih bisa dikatakan privasi jika status ‘negatif’
yang di-update itu menyebar ke zona
publik?...apa jadinya sebagian besar generasi bangsa kita saat ini hanya sibuk
dalam alam khayalnya masing-masing, berjibaku dengan update status yang notabene sarat dengan kepalsuan, kamuflase,
kebohongan, kemunafikan, kenistaan dan hal-hal negatif lainnya.
Orang Baik lagi Bijak
itu Update Iman
Dunia kini semakin terasa sempit, akibat dari jaman ke jaman
terobosan teknologi berdimensi ruang dan waktu selalu baru. Penemuan para
ilmuan tentang beragam teori ilmiah selalu ter-update dan disesuaikan dengan kebutuhan manusia masa kini. Itulah
sistem kehidupan yang tercipta seiring perkembangan peradaban manusia.
Sebagai orang baik lagi bijak, sudah sewajarnya kita tidak
larut dalam dinamisasi sistem itu. Tidak terbuai dengan perputaran arus
globalisasi. Tidak latah atau plin-plan
dengan situasi dan kondisi kehidupan dunia hari ini. Terus..apa yang mesti kita
lakukan?...
Posisikan diri kita pada titik (spot) aman terkendali. Artinya, jika Anda seorang profesor, jadilah
ilmuan yang beriman. Jika Anda seorang Presiden, jadilah pemimpin yang
bijaksana dan beriman. Jika Anda seorang bisnismen (pengusaha/pedagang),
jadilah entrepreneur yang jujur dan
beriman. Jika Anda seorang guru, jadikan diri Anda sebagai guru teladan dan
beriman. Jika Anda seorang polisi/tentara, jadilah aparat berwibawa dan
beriman. Siapapun diri Anda, siswa, mahasiswa, buruh, petani, nelayan dan lain
sebagainya jika komitmen (berpegang teguh) pada keyakinan dan keimanan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, itu berarti Anda punya persiapan dalam membentengi diri,
keluarga bahkan bangsa dan negara ini dari pengaruh negatif yang dapat merusak
serta menghancurkan masa depan kehidupan generasi bangsa kita.
Pontianak, 19 Oktober 2012
Satria Marali
[1]
Celoteh segelintir anak-anak muda jaman sekarang, iseng ‘menyimpang-siurkan’
bahasa dan maknanya. Kalau dengar istilah ‘status’,yang ada dibenak mereka itu
: jomblo (single), pacaran (punya pasangan/couple), menikah, cerai, & selingkuh
(astaghfirullaah.., masa’ selingkuh
dijadiin status, ada-ada aja).
[2]
Tentunya status yang di-update itu
perihal kebaikan dan kebenaran; positif, motivatif, inspiratif, serta
bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat.
[3]
“Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku
ingat (pula) kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku” (Qs. Al-Baqarah[2]: 152). Mari kita Update Iman kita setiap saat dan tempat
dengan memperbanyak Dzikrullah
(berdzikir/ mengingat Allah swt). Efek yang akan kita rasakan ketika berdzikir
bukan hanya secara psikis, bahkan secara fisik juga menyehatkan. Dari Abdullah
bin Amr r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, “Dzikir
yang paling utama ialah ‘laa ilaaha illallaah’ dan doa yang utama adalah
istighfar.” Kemudian beliau membaca ayat: Fa’lam annahuu laa ilaaha illallaahu wastaghfir lidzanbika
(artinya: maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan
memohonlah ampun atas dosa-dosamu).” (Hr. Thabrani). Berdasarkan temuan dan
penelitian oleh dr. Arman Yurisaldi Saleh, MS, Sps (dokter spesialis saraf) bahwa dzikir Laa ilaaha illallah dan Astaghfirullah dapat menghilangkan nyeri
serta menumbuhkan ketenangan dan kestabilan saraf (Arman Yurisaldi Saleh, 2010.
Berzikir untuk Kesehatan Saraf, Zaman: Jakarta, h. 78).
[4]
‘member’/anggota/golongan/pengikut yang berasal dari bangsa jin dan manusia.
0 komentar:
Posting Komentar