Minggu, 29 April 2012

"Kerajaan Jiwa"

Aduuh...., kegalauan terulang lagi! Kalut, sangat kalut!", teriak Perdana menteri Akal (penuh kebingungan) kepada Sri Baginda Raja, Ruuh, "Ada apa wahai Akal?, tanya Raja bimbang. "Wahai Sri Paduka, mohon kebijaksanaan dan pertimbangan Paduka, untuk mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh Si Nafsu yang hina itu. Ia mulai berani memasuki wilayah Kerajaan Jiwa yang mulia ini. Sri Baginda Ruuh merenung sejenak, dan berkata, "Aku adalah Raja, aku tidak sudi menyerahkan kerajaan Jiwa ini ke tangan Si Nafsu!" Benar wahai Paduka, karena Si Nafsu itu penipu, apa saja bisa ia lakukan demi ambisinya merebut kerajaan ini dan menguasai balatentara dan rakyat kita." Dukung Perdana Menteri Akal.

..............................

"Ah, untuk apa selalu terkekang pada titah dan aturan Raja yang sok suci itu, aku ingin bebas!.....lagi pula aku hidup di Kerajaan Jiwa ini, jadi semauku mau berbuat apa!, berontak Si Nafsu. "Ha ha ha!....bagus, bagus, sangat demokratis kau Nafsu, Aku berada dipihakmu!, Dukung Kompeni Iblis. "Apa rencana kita selanjutnya?, Sangat mudah, kau peralat balatentara dan rakyat jelata untuk membuat keonaran yang lebih seru, ha ha ha ! Bujuk Kompeni Iblis......"Betul juga, aku tahu balatentara kerajaan berasal dari golongan Indera, dan rakyat jelata berasal dari golongan anggota badan. Yah!, Akan aku giring mereka mengikuti kita. Golongan Indera, yaitu Pendekar Mata dan Panglima telinga berada berdekatan dengan singgasana Hati, kita arahkan untuk mengelabuhi perdana menteri Akal, sedangkan golongan anggota badan kita bujuk secara diam-diam agar tidak mentaati perintah Raja dan nasihat Perdana menteri Akal".

...................................

Di singgasana kerajaan, Sri Baginda tampak gelisah, sedangkan Perdana Menteri berpikir mencari solusi agar Raja tidak terpengaruh oleh tipu muslihat Si Nafsu dan Kompeni Iblis. "Wahai Sri Paduka Ruuh yang mulia, sebaiknya Paduka jangan terlalu gelisah. Alangkah tenangnya Paduka jika bersabar, dan memohon pertolongan Allah Swt agar diberikan petunjuk untuk menghadapi Si Nafsu yang berani berkhianat dan musuh kita, Kompeni Iblis yang licik". Nasihat perdana Menteri Akal. Lalu Sri Baginda Ruuh pun bertafakur sejenak, dan beristighfar kepada Allah Swt. Saat itu pula Sri Baginda Ruuh bermunajat kehadirat Allah Swt, "Wahai Allah, yang menggenggam diriku dan alam semesta, aku mohon kepada-Mu lindungilah kami dari kejahatan nafsu dan godaan Iblis di dalam jiwa ini". Dan semenjak itu pula Sri Baginda Ruuh yang menduduki singgasana Hati menyeru dan memerintahkan kepada seluruh balatentaranya dan rakyatnya untuk memohon ampunan kehadirat Allah.

.............................................

Tiada bosan-bosannya Kompeni Iblis menggembor-gemborkan amarah Si Penyamun Nafsu. "Kau tidak akan mendapat kesempatan lagi untuk meraih keinginanmu Nafsu!, Ayo pengaruhi Perdana Menteri Akal sehingga balatentara dan rakyatnya yang bodoh itu masih mempercayai kita!", Propokasi Kompeni Iblis. Si Nafsu mengangguk-anggukan kepala, "akan aku pengaruhi Perdana Menteri!" gumamnya. "Perdana Menteri yang arif, saya ingin menawarkan suatu barang yang sangat berguna bagi kemaslahatan kerajaan Jiwa ini. Barang ini sangat langka, tentu disukai oleh Sri Baginda Raja". Si Penyamun Nafsu menyamar sebagai seorang saudagar dan pedagang. Perdana Menteri penasaran dan curiga terhadap tingkah laku pedagang itu, karena barang yang ditawarkan sifatnya samar-samar, khawatir dapat membahayakan Sri Banginda dan Kerajaan Jiwa ini. Tiba-tiba Sri baginda datang menghampiri Perdana Menteri, "Wahai Perdana Menteri Akal, sadarlah bahwa ini tipu muslihat Si Nafsu. bisik Sri Baginda Ruuh. Berkat kasih sayang Allah , Sri Baginda mendapat taufik untuk segera mengetahui tipu muslihat Si Nafsu. Si penyamun Nafsu memandang sinis Sri Banginda. Dengan pertolongan Allah, Sri Baginda menyeru, "Wahai Nafsu!....., bertobatlah engkau kepada Allah yang menguasai dirimu, takutlah engkau akan siksaan-Nya!.......,Si penyamun Nafsu terkejut dan tampak ketakutan, dengan serta-merta ia menjauh dari singgasana Hati.

Perdana Menteri Akal segera beristighfar berulang kali, "Astaghfirullahul 'Aziim", dan diucapkan pula oleh Panglima Lisan. Sri Baginda Ruuh menjelaskan, "Ketahuilah olehmu Perdana Menteri, bahwa barang-barang yang dibawa Si Nafsu tadi adalah barang kemaksiatan, seperti candu narkotika yang dapat membunuh dirimu, pornografi yang dapat menyesatkan Pendekar tertinggi kita yakni Mata, musik nuansa syahwat yang menyesatkan Panglima tersohor kita yakni Telinga, makanan haram dan syubhat (meragukan) yang meracuni rakyat jelata kita yakni anggota badan. Hampir saja aku dipengaruhinya. Si Nafsu berambisi ingin merampas jabatan raja dariku. Ia tetap berusaha untuk menduduki singgasana Hati ini. Si Nafsu itu cenderung ingkar, maka berhati-hatilah terhadap aksi yang digencarkannya bersama Iblis la'natullah 'alaih terhadap Jiwa yang kita cintai ini.

[Fiksi Inspirasi dari buku karya Imam Al Ghazali, Kimia Hati]

0 komentar:

Posting Komentar

NASYID & RELIGI ISLAMI


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design