Minggu, 29 April 2012

Mulianya Orang Beriman & Berilmu

...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujaadilah : 11)

Potongan terjemahan ayat di atas tidaklah asing diingatan kita yang sering mengkaji AlQuran. Apalagi yang telah dianugerahi taufiq (kekuatan) oleh Alloh untuk mengamalkannya. Secara tekstual, ayat ini menceritakan dalam hal memberi keleluasaan orang dalam majelis ilmu agar bisa duduk bersama. Inilah salah satu adab di dalam majelis ilmu. Tapi kali ini kita tidak sedang mengkaji adab di dalam majelis ilmu, melainkan eksistensi orang yang beriman dan berilmu di sisi Allah Al ‘Alim.

Alloh Azza Wajalla memposisikan orang beriman dan berilmu beberapa derajat. Artinya mereka sangat dimuliakan dari hamba Alloh yang hanya seorang ‘abid (ahli ibadah) tapi miskin ilmunya. Begitu pula sebaliknya, mereka yang berilmu namun miskin imannya. Sebagaimana Rasulullah Saw. ber sabda : “Keutamaan seorang ‘alim (berilmu) atas seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang….”(HR. Tirmidzi ).

Hadits tersebut menginformasikan bahwa seorang ‘alim yang dimaksud adalah orang yang memiliki ilmu untuk diamalkan dan memegang teguh keimanan kepada Alloh semata. Bukan mereka yang tahu segala hal namun berat hatinya untuk mengaplikasikan alias berapologi belaka. Hal tersebut diisyaratkan dengan tegas oleh Alloh SWT. dalam firman-Nya :
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (QS.As Shaff: 3)

Jangan sampai seperti apa yang diisyaratkan Alloh SWT tersebut. Hanya mengandalkan retorika (gaya berpidato) yang memukau para audiens. Sementara kandungan hikmah/ruuh dari kajian ilmu tersebut nihil.

Rasulullah Saw. menggambarkan para pemilik ilmu dengan lembah yang bisa menampung air yang bermanfaat terhadap alam sekitar, beliau bersabda, yang artinya: Perumpamaan dari petunjuk ilmu yang aku diutus dengannya bagaikan hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak, di antaranya lagi ada sebagian tanah keras yang (mampu) menahan air yang dengannya Allah memberikan manfaat kepada manusia untuk minuman, mengairi tanaman dan bercocok tanam. Dan sebagian menimpa tanah tandus kering yang gersang, tidak bisa menahan air yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Maka demikianlah permisalan orang yang memahami (pandai) dalam dien Allah dan memanfaatkan apa yang dengannya aku diutus Allah, maka dia mempelajari dan mengajarkan. Sedangkan permisalan bagi orang yang tidak (tidak memperhatikan ilmu) itu (sangat berpaling dan bodoh), dia tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
 
Ilmu adalah jalan menuju Surga, tiada jalan pintas menuju Surga kecuali ilmu. Sabda Rasulullah Saw
: Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim).
 
Masih banyak dalil-dalil baik dari AlQuran maupun AlHadits yang menjelaskan tentang keutamaan dan kemuliaan orang beriman dan berilmu. Sehingga, membuat kita penasaran dan ingin segera menyingkap kandungan dari sumber informasi tersebut. Namun demikian yang terpenting adalah komitmen (menetapkan pendirian) selalu haus akan ilmu baik untuk kebaikan di dunia maupun di akhirat. Serta konsisten (istiqamah) dalam realisasi amal nyata. “Ilmu tanpa iman & amal seperti butir padi kosong, iman & amal tanpa ilmu seperti lentera tanpa cahaya” (Kata Hikmah).

0 komentar:

Posting Komentar

NASYID & RELIGI ISLAMI


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design