10 Maret 2011 pukul 13:37
Dalam
hidup ini, ada orang-orang yang merasa berputus asa dari mengharap
rahmat dan ampunan Allah swt karena merasa dirinya sudah terlanjur
bergelimang dosa. Tak jarang seseorang lebih memilih untuk terus
menenggelamkan diri dalam berbagai perbuatan dosa dan maksiat, karena
menurutnya bertaubat pun percuma. Allah tidak mungkin melimpahkan
ampunan kepada dirinya yang mempunyai dosa setinggi gunung dan sedalam
lautan. Ini jelas anggapan dan pemikiran yang salah.
Manusia hendaklah tidak berpikir senaif itu. Pesimisme terhadap rahmat dan ampunan Allah jelas merupakan sifat yang sangat tercela, sifat itu hanya pantas berada pada diri orang yang sesat dan kafir. Orang yang di dalam dirinya masih bersemayam iman kepada Allah, harus senantiasa bersikap optimis untuk mengharapkan ampunan-Nya. Allah swt telah berfirman dalam surah Az-Zumar ayat 53:
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Dalam ayat yang lain, melalui lisan Nabi Ibrahim as, Allah bahkan mengecam orang-orang yang mudah bersikap putus asa dari rahmat-Nya, dengan berfirman, dalam surah Al-Hijr ayat 56.
“Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". (QS. Al-Hijr:56)
Selagi jantung masih berdetak, darah mengalir deras, napas masih lapang, akal masih sehat, sehingga tubuh ini masih kuat berdiri. Mari melangkah menuju rahmat dan ampunan-Nya. Meski diri ini berlumuran noda, yakni dosa dan maksiat, pintu ampunan selalu terbuka selama napas belum sampai ditenggorokan (ajal/sakaratul maut). Sobat, hidup ini adalah kesempatan yang diberikan oleh-Nya agar kita bisa memperbaiki diri, meninggalkan segala kesalahan yang pernah dilakukan, membersihkan diri dari semua perilaku buruk, bernoda, kotor. Memang tidak semudah mencuci pakaian dari noda. Kita perlu berusaha, berjuang, bersungguh-sungguh mengerahkan segenap kekuatan diri & disertai doa permohonan bimbingan dari-Nya untuk berniat ingin berubah. Tidak lagi gampang mengotori diri, tidak mau lagi terbujuk apalagi takluk dengan nafsu dan godaan serta bisikan jahat. Waspada dengan hasutan setan, tipu muslihatnya yang bisa merasuki hati dan pikiran.
Detik ini juga, suara hati terdalam berkata pada diri ini,”sampai kapan kamu berbuat dosa?, kamu yakin masih bisa hidup esok hari?, apa dosamu yang kau sembunyikan ini tidak diketahui oleh-Nya?”, banyak lagi pertanyaan yang akan muncul tiba-tiba. Yakinlah itulah dirimu yang sebenarnya, yaktu jiwa seorang hamba yang takut pada Tuhannya.
Ajak bicaralah nuranimu sobat, sebab ia paling dekat dengan Tuhanmu.
“Lalu, apa yang harus kulakukan?” kamu harus segera meninggalkan tempatmu biasa berbuat dosa”. Cari tempat aman dan mendukung untuk kamu bertaubat.” Apa itu?” masjid. Masjid?” aku tidak mau tinggal di masjid, masjid tempat suci sedang aku kotor. Bukan,bukan tinggal di masjid. Tapi, sering-seringlah singgah ke masjid di sepanjang perjalananmu kembali pada-Nya. Di masjid,kamu akan bertemu dengan orang-orang yang lebih dulu bertaubat. Bertemanlah dengan mereka,curhatkan segala masalahmu dengan mereka, belajarlah dari pengalaman mereka. Tapi aku malu,mereka orang bersih sedang aku kotor.”apakah mereka tidak pernah kotor sepertimu?” mereka dulu mungkin ada yang lebih kotor darimu sobat. Dengan rahmat & pertolongan Allah saja mereka bisa seperti sekarang. “Mandilah,niatkan dlm hatimu ingin menjadi orang bersih & menghamba pada-Nya. Kamu harus kapok jadi orang kotor, sebab setiap manusia itu suka dengan yang bersih. “apa kamu tahan gak mandi selama sebulan?” apalagi jiwamu yg dibiarkan kotor bertahun-tahun. Pasti tersiksa,menderita, sehingga hidup terasa sempit, kamu tidak akan puas dengan hidup ini saat kamu menderita kesengsaraan & kesulitan hidup. Beda jika kamu rajin mandi, bersih, pikiran jadi fresh (segar), semangat menapaki hidup.
Manusia hendaklah tidak berpikir senaif itu. Pesimisme terhadap rahmat dan ampunan Allah jelas merupakan sifat yang sangat tercela, sifat itu hanya pantas berada pada diri orang yang sesat dan kafir. Orang yang di dalam dirinya masih bersemayam iman kepada Allah, harus senantiasa bersikap optimis untuk mengharapkan ampunan-Nya. Allah swt telah berfirman dalam surah Az-Zumar ayat 53:
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Dalam ayat yang lain, melalui lisan Nabi Ibrahim as, Allah bahkan mengecam orang-orang yang mudah bersikap putus asa dari rahmat-Nya, dengan berfirman, dalam surah Al-Hijr ayat 56.
“Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". (QS. Al-Hijr:56)
Selagi jantung masih berdetak, darah mengalir deras, napas masih lapang, akal masih sehat, sehingga tubuh ini masih kuat berdiri. Mari melangkah menuju rahmat dan ampunan-Nya. Meski diri ini berlumuran noda, yakni dosa dan maksiat, pintu ampunan selalu terbuka selama napas belum sampai ditenggorokan (ajal/sakaratul maut). Sobat, hidup ini adalah kesempatan yang diberikan oleh-Nya agar kita bisa memperbaiki diri, meninggalkan segala kesalahan yang pernah dilakukan, membersihkan diri dari semua perilaku buruk, bernoda, kotor. Memang tidak semudah mencuci pakaian dari noda. Kita perlu berusaha, berjuang, bersungguh-sungguh mengerahkan segenap kekuatan diri & disertai doa permohonan bimbingan dari-Nya untuk berniat ingin berubah. Tidak lagi gampang mengotori diri, tidak mau lagi terbujuk apalagi takluk dengan nafsu dan godaan serta bisikan jahat. Waspada dengan hasutan setan, tipu muslihatnya yang bisa merasuki hati dan pikiran.
Detik ini juga, suara hati terdalam berkata pada diri ini,”sampai kapan kamu berbuat dosa?, kamu yakin masih bisa hidup esok hari?, apa dosamu yang kau sembunyikan ini tidak diketahui oleh-Nya?”, banyak lagi pertanyaan yang akan muncul tiba-tiba. Yakinlah itulah dirimu yang sebenarnya, yaktu jiwa seorang hamba yang takut pada Tuhannya.
Ajak bicaralah nuranimu sobat, sebab ia paling dekat dengan Tuhanmu.
“Lalu, apa yang harus kulakukan?” kamu harus segera meninggalkan tempatmu biasa berbuat dosa”. Cari tempat aman dan mendukung untuk kamu bertaubat.” Apa itu?” masjid. Masjid?” aku tidak mau tinggal di masjid, masjid tempat suci sedang aku kotor. Bukan,bukan tinggal di masjid. Tapi, sering-seringlah singgah ke masjid di sepanjang perjalananmu kembali pada-Nya. Di masjid,kamu akan bertemu dengan orang-orang yang lebih dulu bertaubat. Bertemanlah dengan mereka,curhatkan segala masalahmu dengan mereka, belajarlah dari pengalaman mereka. Tapi aku malu,mereka orang bersih sedang aku kotor.”apakah mereka tidak pernah kotor sepertimu?” mereka dulu mungkin ada yang lebih kotor darimu sobat. Dengan rahmat & pertolongan Allah saja mereka bisa seperti sekarang. “Mandilah,niatkan dlm hatimu ingin menjadi orang bersih & menghamba pada-Nya. Kamu harus kapok jadi orang kotor, sebab setiap manusia itu suka dengan yang bersih. “apa kamu tahan gak mandi selama sebulan?” apalagi jiwamu yg dibiarkan kotor bertahun-tahun. Pasti tersiksa,menderita, sehingga hidup terasa sempit, kamu tidak akan puas dengan hidup ini saat kamu menderita kesengsaraan & kesulitan hidup. Beda jika kamu rajin mandi, bersih, pikiran jadi fresh (segar), semangat menapaki hidup.
0 komentar:
Posting Komentar