Jumat, 22 Agustus 2014

Semua Nikmat Hanya dari Tuhan

“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah sesuatu pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, maka mengapa kamu berpaling (dari ketauhidan)?”
(QS. Fathir [35]: 3)

Kenikmatan Dunia
Nikmat melihat dan menyaksikan keindahan warna-warni alam dunia telah dirasakan karena kita diberikan kedua pasang mata sebagai indra penglihatan.
Nikmat mendengar dan mendengarkan suara-suara kehidupan alam dunia telah dirasakan karena kita dititipkan kedua pasang telinga sebagai indra pendengaran.
Nikmat mencium berbagai bebauan alam dunia telah dirasakan karena kita punya hidung sebagai indra penciuman.

Nikmat berpikir dan memikirkan segala hal fenomena kehidupan alam dunia dapat dilakukan karena kita punya otak sebagai “piranti sentral” pengendali segala sistem syaraf tubuh yang berhubungan langsung dengan sistem inderawi serta untuk segala hal yang berhubungan dengan akal/kecerdasan dan ilmu pengetahuan.

Nikmat fisik dalam berinteraksi dengan dunia materi sehinga kita bisa melakukan apa saja sesuai fungsi tubuh atau raga ini seperti peka terhadap sentuhan (indra kulit/perabaan), bergerak, menikmati kelezatan makanan (indra lidah/Pengecapan), mencerna makanan, berkomunikasi, berekspresi dan lain sebagainya. Sebagaimana diketahui, tubuh kita sebagai media/ wadah bersemayamnya Ruh kita.

Nikmat merasa dan merasakan segala hal dalam kehidupan. Karena kita dianugerahi hati sebagai “solftware” yang mampu menyimpan, menyerap, mempertimbangkan segala informasi yang diterima itu baik atau buruk. 

Sebuah Refleksi Kehidupan Dunia menuju Kehidupan Akhirat
Mataku dan Pesona Dunia
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segela sesuatu?”
(QS. Fushshilat[41]: 53)
Dengan mata ini, keunikan warna-warni kehidupan di segala penjuru kita saksikan, cakrawala biru berselimut awan membumbung tinggi, hamparan relief bumi mulai dari lembah, lereng bukit yang terjal berbatu, pegunungan hijau kebiru-biruan tampak dari kejauhan, burung-burung terbang hilir mudik, panorama alam yang memukau hati bahkan menyentuh jiwa.[1] Di perkotaan kita saksikan hiruk-pikuk kendaraan, kesibukan orang masing-masing, beragam tayangan visual baik di media massa maupun media elektronik mampu menyita perhatian kita sehari-hari, sehingga terkadang membuat pikiran dan perasaan kita hanya tertuju pada hal-hal duniawi seperti iklan-iklan, film-film fantasi/khayalan, gosip-gosip/infotaiment selebritis yang memukau, beragam berita kriminal, mistik dan horor, komedi dll. Belum lagi mata kita dijejali dan dikotori dengan visual-visual kostum minim, vulgar dan porno berhiaskan godaan seksual/sensualnya bagian tubuh manusia dengan dalih seni/artistika mode modern. Semua itu membuat mata tak mau berkedip. Sadarkah kita bahwa nikmat mata yang selama ini kita gunakan untuk melihat dunia ini adalah atas seizin Tuhan, tapi mengapa malah disalahgunakan untuk melihat hal-hal yang dilarang dan dimurkai-Nya?... Apakah menunggu kita sakit mata, merah meradang, lalu penglihatan kabur, bertambah sakit dan perih, syaraf mata ke otak tak berfungsi, akhirnya buta ?..saat itu mata ini tak bisa lagi melihat dunia untuk selamanya, barulah menyadari betapa pentingnya menjaga mata dari kemilau dunia. Tak mustahil bagi Allah swt. mencabut fungsi indra penglihatan kita detik ini juga. Mata ini kamera tercanggih milik-Nya, kita cuma dipinjamkan lalu dipergunakan untuk melihat dan menyaksikan keagungan-Nya.
Hanya mereka yang ikhlas dalam beriman dan bertaqwa kepada-Nya yang dapat mensyukuri nikmat mata dan mampu menjaganya dari segala godaan dunia. Semoga kita termasuk golongan hamba yang tau berterima kasih (bersyukur) kepada Tuhan.
Setajam-tajamnya mata, sejernih-jernih penglihatan masih punya keterbatasan. Sehingga untuk menikmati, mengamati, membaca segala hal di dunia ini, mata kita perlu alat bantu. Seiring kecanggihan zaman, beragam alat optik diciptakan untuk memuaskan indra kita yang satu ini, seperti teropong bintang sehingga kita dapat menyaksikan kemegahan dan kekuasaan Tuhan pencipta miliaran galaksi dan benda-benda angkasa lainnya, teropong bumi membuat kita seolah dekat dengan objek jauh, kaca mata memudahkan dan mempertajam penglihatan kita saat membaca/melihat, mikroskop membantu mata kita untuk menyaksikan keunikan dunia mikroorganisme. Kamera foto dan video sehingga kita bisa mengabadikan foto/video pribadi dan keluarga di saat moment-moment penting dalam hidup kita, bahkan membuat film kehidupan, yang kemudian dijadikan pelajaran setelah menontonnya. Tidaklah berlebihan menurut hemat saya, mata adalah kamera tercanggih yang mampu menangkap informasi visual objek di sekitarnya dengan sempurna, namun mata tidak bisa melihat objek tanpa pantulan cahaya pada objek. Begitu juga, jika cahaya yang masuk ke mata terlalu banyak, terlalu terang, objek tidak bisa diproyeksikan pada retina dan cahaya itu bisa merusak syaraf mata. Jika cahaya yang menyilaukan itu masuk ke mata, spontanitas kelopak mata kita berkedip dan pupil (anak mata) menyempit. Melalui mata, Allah swt. mengajarkan kepada kita bahwa secara fitrah kita tidak mau silau dengan kehidupan dunia. Sebab kemilau/gemerlapnya dunia itu ilusi dan fantasi semata efeknya bisa memerusak, bahkan menghalangi kita untuk bisa melihat secara sempurna hakikat kehidupan yang sebenarnya. Akibat silau dunia, mata fisik dan mata hati jadi buta melihat hakikat kebenaran.[2]
Sayang, tak selamanya dunia ini terlihat indah dan megah di depan mata, sebab kelak semuanya akan musnah, hancur dan binasa.[3] Segala alam materi akan hancur saat kiamat tiba, tak ada lagi keindahan. Begitu juga dengan diri kita, ketika mata ini mulai kabur akibat dimakan usia, berpenyakit sehingga tak berfungsi sebagaimana mestinya, lambat laun penglihatan semakin payah, bahkan mengalami kebutaan, hari-hari hanya berselimut kegelapan, tak ada bedanya lagi siang dan malam, pada akhirnya menutup mata untuk selamanya.[4] Kasus aksi kriminal seseorang sering tertangkap kamera CCTV dan hal itu kembali di tayangkan di tv lalu Polisi melacak identitas si pelaku akhirnya ia ditangkap untuk kemudian diadili sesuai perbuatannya. Hal itu mengingatkan kita pada pengawasan Tuhan di setiap detik dan gerak-gerik kita masing-masing.[5] Tak terbayang bagaimana setelah kematian kelak, semua perbuatan baik dan buruk selama di dunia akan diperlihatkan kembali (replay).[6] Dengan kata lain film kehidupan kita masing-masing akan diputar kembali di hadapan kita. Kita tidak bisa menghindar / membela diri dihadapan-Nya karena selain kedua malaikat yang selalu mencatat[7] bukti baik dan buruk amal kita, tangan dan kaki juga akan menjadi saksi atas apa yang dilakukan selama di dunia.[8] Semuanya akan diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan di Mahkamah persidangan teragung dihadapan Tuhan Yang Maha Adil.

Telingaku dan Bebunyian
Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati, kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan
(QS. Al-An’am[6]: 36).
Dengan Telinga kita bisa menikmati kemerduan suara burung berkicau di pagi hari, riak air sungai mengalir, kumandang adzan di subuh hari, keindahan bacaan Al-Quran, suara-suara dzikir hamba Allah, gema tasbih, tahmid, tahlil di setiap penjuru, alunan nada dan nyanyian diiringi bunyi simfoni alat musik menambah kepuasan dan kebahagiaan tersendiri dalam hati.[9] Tuhan menciptakan sepasang telinga mengandung pesan untuk kita bahwa kita mesti lebih banyak mendengarkan. Yaitu dalam kesunyian dan keheningan kita mampu mendengarkan pesan-pesan kebaikan dari suara nurani terdalam atau nasehat-nasehat bijak yang mengandung pelajaran terbaik untuk kehidupan.[10] Namun kita juga diajarkan untuk bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain agar bisa memahami dan mau mengerti kesulitan/penderitaan orang lain sehingga mendorong hati kita untuk membantu sesama baik sekadar ucapan nasehat/motivasi maupun bantuan lainnya.
Namun sayang, di tengah gempuran modernitas dan globalisasi dari Perkotaan hingga Pedesaan. Kita terkadang latah, plinplan dengan situasi dan kondisi tertentu. Telinga/kuping ini banyak terpengaruh oleh suara-suara kemunafikan. Terbuai dengan nyanyian-nyanyian keputusasaan, kebimbangan, kegalauan dan kemesuman. Telinga kita seolah-olah akrab dengan obrolan seputar gemerlapnya dunia, candaan, celaan dan kepongahan yang menggila, gurauan kotor/jorok bernuansa seks/syahwat, cerita-cerita/kisah-kisah fiktif belaka.[11] Lambat laun, setiap apa yang kita dengar sudah dianggap hal yang biasa, bahkan disadari atau tidak kita mulai menyenangi hal itu. Kebiasaan mendengarkan hal-hal yang dianggap biasa dianggap sah-sah saja didengarkan, maka berdampak pada perubahan pola pikir dan tingkah laku. Artinya pikiran,perasaan dan tingkah laku kita bisa dikhawatirkan mengikuti hal-hal yang kita dengar. Mendengar celotehan/ocehan para pelawak yang menggila di depan panggung sandiwara eh malah diikuti gaya bicara dan tingkah laku si pelawak oleh sebagian orang lalu dijadikan kebiasaan sehari-hari di dalam bergaul, sungguh aneh dan miris. Saking nge-fans-nya dengan pelawak yang jadi artis ngetop dan terkenal itu, akibat bisikan setan muncul angan-angannya untuk menjadi pelawak dan artis.[12] Obsesinya yang belum kesampaian itu langsung dipraktekkan dalam kehidupan rill. Sehingga kehidupannya dipenuhi dengan canda dan tawa/ sendau-gurau, ada kepuasan tersendiri saat ia sengaja berprilaku bodoh, aneh dan menyimpang agar menjadi bahan tertawaan orang lain di sekitarnya, seakan-akan tak ada rasa bersalah dalam dirinya bahwa ia telah mengajarkan banyak hal yang tidak baik kepada orang lain, apalagi ketidakseriusan dan ketidakwibawaannya sebagai figur yang seharusnya pantas dicontoh, baginya hidup itu mesti dinikmati dengan cara demikian. Sabda Nabi saw., “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis” (Muttafaq ‘alaih).
Malah yang sangat memalukan, memilukan dan menyesatkan adalah ketika agama dijadikan sebagai bahan tertawaan dan sendau-gurau.[13] Jika kita memilih cara hidup ikut-ikutan begitu, jelas kita sudah terjerumus pada perbuatan bodoh yang sia-sia dan melalaikan. Apakah kita bisa menjamin jika kehidupan demikian bisa jauh dari gaya hidup glamor, membanggakan diri, lupa daratan, boros dan tamak harta, tahta serta gila wanita ?... Siapa yang bisa menjamin diri ini bahwa esok hari masih bisa mendengarkan kokokan ayam jantan di pagi buta ?...atau kicauan merdu burung-burung, sehingga kita masih dapat membuka mata ?...
Sejatinya, tak ada yang tau kejadian esok hari, begitu juga batas usia kita di dunia ini. Bisa saja hari ini lagi asyik mendengarkan musik-musik atau nyanyian-nyanyian gila dan berisik, sampai-sampai berteriak-teriak histeris sambil berjingkrak-jingkrak di atas pentas atau ditengah kerumunan penonton. Namun esok harinya dibacakan surah Yasin dan do’a-do’a ditelinga jasadnya yang telah kaku dan terbungkus kain kafan. 

Hidungku dan Wewangian
‘Anjuran untuk menggunakan wewangian hingga pengharum tradisional dan modern seperti bunga-bungaan hingga dupa kemenyan dan aromatherapy untuk berbagai kegiatan yang membutuhkan gelombang alfa dan theta yang khidmat.’ (Erbe Sentanu)

Bayangkan apa jadinya jika seseorang atau anda terlahir cacat tanpa hidung dan lobang hidung, sehingga kesulitan bernapas. Jangankan menghirup udara segar, untuk berbicara saja sulit, akibat sirkulasi udara saat berbicara tertahan di rongga hidung sehingga ucapan vokal kurang jelas. Tapi Maha dahsyatnya Allah swt. Tuhan yang Maha Sempurna dari segala kecacatan menciptakan manusia dengan kesempurnaan bentuk fisik dan psikis. Bersyukurlah bagi kita yang terlahir ke alam dunia ini tanpa cacat baik fisik maupun psikis. Hidung didesain sedemikian rupa oleh Allah swt. membuat kita mudah menghirup udara segar (Oksigen). Dengan lobang dan rongga hidung yang kita miliki saat ini memudahkan sirkulasi udara masuk dan keluar yang terkadang tanpa kita sadari atau ambil peduli. Rambut-rambut halus pada lobang hidung dan selaput lendir di dalam rongga hidung berfungsi menahan partikel debu yang terdiri dari beragam makhluk mikroorganisme berbahaya bagi kekebalan sistem tubuh. Kadang kita baru terpikir akan nikmat hidung ini, jika kita menderita penyakit influenza (filek). Hidung mampet, bersin-bersin, berair, beringus sangat sengsara untuk bisa bernapas. Sehingga kita terpaksa membuka mulut agar udara bisa lebih banyak masuk ke paru-paru, namun apa yang terjadi?..bernapas lewat mulut cukup berbahaya, karena tanpa filter sebagaimana yang ada di dalam rongga hidung. Bisa saja tanpa disadari, virus/bakteria menyusup masuk hingga ke paru-paru dan paru-paru mengalami peradangan, malah dada kita terasa nyeri dan semakin sesak bernapas.
Kemampuan hidung kita mendeteksi bebauan apa saja yang tercium di udara, membuat kita bisa merasakan sensasi yang berbeda pada masing-masing bau. Ini disebabkan kelenjar pembau yang ada di dalam rongga hidung mendeteksi zat-zat kimiawi dan informasi bau langsung dihantarkan pada syaraf otak. Sehingga setiap udara yang kita hirup mengandung zat-zat/partikel-partikel tertentu, jika bau itu tak sedap dan asing, tubuh kita spontanitas merespon dan seketika itu kita bersin/menutup lobang hidung kita dengan tangan. Kita bisa mencium harum semerbak bunga-bunga di taman, bau rerumputan hijau yang masih basah, berbagai wangi parfum dicium saat kita ingin memilih dan membeli parfum favorit di toko, atau bau masakan ibu/istri di rumah yang menggugah selera. Bahkan dengan nikmat indra penciuman ini, bermacam-macam produk kosmetika aroma terapi dijual guna memanjakan dan memudahkan kita dalam memberikan kesegaran fisik maupun relaksasi psikis. Selain itu, masih banyak produk-produk yang kita gunakan dalam keseharian yang erat kaitannya dengan hidung/penciuman seperti segala sabun/bahan pembersih, pewangi ruangan, hingga dupa/stanggi (wewangian bakar) yang secara tradisi digunakan untuk upacara kematian.
Secara fitrah, manusia menyenangi wewangian, sebab wangi dan harum itu simbol kebaikan, kemurnian dan kebersihan. Kita tau, wewangian itu dibuat dari ekstrak (saripati) tumbuh-tumbuhan tertentu yang mengalami beberapa kali penyulingan sehingga menghasilkan minyak esensial yang wangi, murni dan bersih. Dengan kata lain, hakikatnya kita suka dengan hal-hal yang baik. Salah satu hal yang paling disukai Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam adalah wewangian. Menjadi kesunnahan bagi para pria muslim memakai wewangian sebelum shalat. Sebaliknya, kita pasti tidak menyukai bahkan menghindari hal-hal yang busuk, sebab busuk itu simbol keburukan/kejahatan dan hal yang kotor. Siapapun pasti muak dan jijik dengan WC yang kotor, lantai dan closet-nya penuh dengan kotoran berbau busuk, pesing menyengat hidung, lalat-lalat beterbangan dan mengerumuninya.[14] Atau hanya orang yang tidak waras akalnya yang mau makan makanan busuk, basi dan kotor, jika ada orang waras memaksakan diri memakannya niscaya ia akan muntah. Sedangkan kita diperintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik zat serta sumbernya.[15] Siapa yang mau berteman dengan orang yang dekil/kumal, bau, jarang mandi dan jorok ?...mending berteman dengan teman penjual minyak wangi, meski tidak membeli minyak wanginya tubuh kita ikut wangi. Pantas saja tempat-tempat yang jauh dari bersih menjadi tempat favorit bersarangnya para setan.[16]
Begitupula kehidupan setelah kematian, bagi mereka yang istiqamah menjaga kewangian dan kesucian dirinya baik jasmani dan Ruhani maka surgalah tempat mereka yang paling baik dan harum. Sedangkan mereka yang asyik bergelimang lumpur dosa yang membusukan diri dan jiwanya hingga ajalnya maka tidak ada pilihan lain, Nerakalah tempat penampungan yang paling buruk dan busuk.
Otakku dan Akal pikiran
Dan (Al-Quran) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS. Ibrahim[14]: 52.
Ibarat sebuah komputer, otak kita adalah hardware (perangkat keras) pengolah data/informasi yang diterima dari panca indra. Sedangkan software-nya (perangkat lunak) adalah akal pikiran.[17] Miliaran sel syaraf pada otak diciptakan semenjak kita masih berupa janin dalam kandungan ibu. Sel-sel syaraf itu beraktifitas tiada henti menerima dan menghantar informasi dari simpul syaraf ke simpul syaraf lainnya sehingga bisa direspon oleh sistem-sistem lain pada tubuh kita. Susunan sistem pada sel-sel syaraf sedemikian rumit namun itulah kedahsyatan Allah swt. dalam mencipta, hal yang demikian mudah bagi-Nya. Atas kehendak dan perintah dari-Nya sel-sel syaraf yang sangat halus melakukan pekerjaan rumit menghubungkan informasi sesuai dengan tempatnya layaknya operasi sebuah tim yang sistematis dan terencana dalam organisasi. Inilah program tercanggih yang dimiliki manusia yang diciptakan secara gratis oleh Allah Yang Maha Jenius. Meski otak kita telah diprogram Allah swt. kita tidak seperti robot yang tidak mengetahui dirinya sendiri atau menunggu perintah barulah berbuat. Kita diberikan kebebasan dalam berpikir/memikirkan segala hal bahkan secara mandiri menentukan pilihan mana yang terbaik bagi diri kita. Tapi sayang, kebebasan berpikir yang diberikan sering disalahartikan dan disalahgunakan sehingga banyak di antara kita yang keliru dan sesat pemikirannya. Ia lebih memilih menjalani kehidupan di dunia dengan sebebas-bebasnya, yaitu bebas berbuat apa saja yang penting hasrat/segala keinginan terpuaskan meskipun harus melanggar dan menginjak kebebasan orang lain alias egois (hanya mementingkan diri sendiri). Ia bebas beragama/menganut suatu kepercayaan tanpa tuntunan dan panutan yang jelas, menipu, mencuri, merampok, korupsi, berzina, membunuh, berjudi, mabuk-mabukan dengan miras dan narkoba dll. Padahal semua itu adalah jalan-jalan/langkah-langkah setan yang menggiring mereka menuju ke pintu gerbang neraka.[18] Mereka yang terpedaya oleh bujuk rayu setan itu sangat dilaknat Allah swt., para malaikat, dan seluruh makhluk-Nya.[19]
Bagi mereka yang menggunakan akalnya untuk memikirkan kebesaran dan keagungan Allah Maha dahsyat berupa ayat-ayat/isyarat-isyarat qauliah dan kauniyah baik yang ada pada diri mereka maupun yang tersebar di alam semesta.[20] Otaknya digunakan untuk berpikir, berdzikir, mentafakkuri segala fenomena kehidupan. Hasil dari tafakur itu ia jadikan sebagai pelajaran dan bekal untuk mempersiapkan diri pada kehidupan mendatang yakni akhirat yang kekal abadi. Sudah semestinya kita mengambil jalan ini sehingga kita ditetapkan oleh Allah swt. sebagai calon penghuni surga-Nya yang keindahan, kemegahan dan kenikmatannya tak terbayang dalam pikiran jin dan manusia.
Tubuhku dan Dunia Materi
“Apa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,” (QS. Asy-Syura[42]: 36).
Aku terdiam sejenak saat di depan cermin besar, kutatap wajahku hingga sekujur tubuhku. Dulu aku hanya sperma ayah yang berhasil berjuang menerobos ovum ibu.[21] Kian hari aku tumbuh besar wajahku dari tahun ke tahun mengalami perubahan.[22] Maha suci Dia yang menciptakanku tanpa cacat sedikitpun.[23] Bibirkupun berucap, “Allahumma hassanta khalqi fahassin khuluqi” Ya Allah Engkau telah membaguskan rupa wajahku, maka baguskanlah akhlakku”. Bersyukurlah bagi kita yang dilahirkan tanpa cacat fisik. Namun bukan berarti bagi mereka yang ditakdirkan memiliki kecacatan secara fisik itu tidak lebih baik dari kita. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan dari sisi yang berbeda. Banyak di antara mereka yang fisiknya cacat namun semangat juang dalam menjalani kehidupan dan jiwa kreatifitasnya melebihi kita yang memiliki fisik normal.
Bicara soal fisik, zaman sekarang tak jauh dari soal materi yang bersifat kemewahan duniawi. Sabda Nabi saw., “Sesungguhnya di antara yang saya khawatirkan atas kamu sepeninggalku nanti, adalah terbukanya untuk kalian kemewahan dan keindahan dunia.”[24] Berbagai produk kecantikan/kosmetika yang diciptakan dan dikomersilkan guna memenuhi kebutuhan akan perawatan wajah/tubuh ini. Bahkan banyak di kalangan selebritis rela mengeluarkan uang yang banyak untuk sekedar membiayai mik-up/tata rias wajah dan fashion mereka dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lalu sebagian orang cenderung mengikuti penampilan sang idolanya yang sering tampil di layar kaca meskipun uang yang dipunyai pas-pasan. Ada keinginan selalu tampil beda dalam setiap situasi dan kondisi, kehidupan yang boros/berlebihan dan gaya hidup mewah, glamor sudah menjadi hal yang biasa, yang penting dirinya banyak disenangi dan dipuji orang lain. Mereka tidak segan-segan memamerkan pernak-pernik/perhiasan yang dipakai, bahkan mempertontonkan kecantikan wajah, kemolekan tubuh yang langsing, kulit mulus dan seksi bagi wanita. Para prianya juga tak kalah saing, cuma gara-gara terobsesi dengan tampang ganteng, macho para model dengan tubuh atletis pada salah satu iklan produk khusus pria, cowok-cowok pada sibuk fitnes, olahraga, minum suplement agar bisa punya body kekar dan keren. “So pasti cewek-cewek pada nempel” begitu kata mereka. “Klo udah nempel tu cewek, eh…si cowok malah habis-habisan diperas ibarat parasit, lalu si cowok yang awalnya kekar dan macho malah mengidap KANKER (kantong kering) dan kurus kering, agar si cowok tidak sempat balas dendam, si cewek dalam diam membunuh si cowok malang itu.[25] “Kalo udah gitu si cewek pun kabur menghilang tanpa jejak. Sebaliknya, lebih berbahaya lagi buat cewek-cewek lugu yang “terhipnotis” oleh buaian mulut manis, gombalan para cowok ganteng berkumis, atletis dan romantis serta rayuan kiss yang fantastis, kamu yang cewek pun jadi klepek-klepek kayak fish. Gak tau deh si dia berduit atau cuma pura-pura berduit, modal harta jadi senjata. “Bisa-bisa kamu yang cewek akan kehilangan kegadisanmu, kamu akan dinodai sejadi-jadinya hingga si cowok bejat itu benar-benar merasa puas menikmati manisnya tubuhmu berulang kali. Bahkan dirimu bisa is dead/koit (mati) menahan sakit akibat perlakuan kasar dan penganiayaan si cowok bernafsu binatang itu. Sangat Tragis.[26] Beda kalo cewek-cewek muslimah berjilbab itu cuma senang sama cowok-cowok yang ber-DUIT (ber-Doa, ber-Usaha, ber-Ibadah dan ber-Tawakal) dibandingkan sama cowok-cowok KERE (Kering-kerontang imannya).[27]
Memang menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga, memperhatikan asupan gizi makanan yang seimbang, serta istirahat yang cukup dan gaya hidup yang sehat itu sangat dianjurkan agar tubuh dan pikiran kita tetap fit dan fresh saat beraktifitas sehari-hari. Tapi apalah artinya tubuh keren atau body seksi jika gaya hidup (life style) yang dipilih tidak sehat yakni hura-hura dan foya-foya. Sebagian besar waktu mereka habiskan di nigh club, dugem, disco, pesta narkoba, free sex, dan lainnya. Tentu berkunjung ke tempat maksiat seperti itu hanya dalam sesaat uang cepat habis. “Hidup itu mesti dinikmati, kapan lagi..selagi kaya ya.. gak papa foya-foya dikit..” Begitu ujar mereka. “Dikit katanya, ya..bagi mereka uang jutaan rupiah itu masih sedikit, maklum kata orang ka-ya.., kaya duit tapi miskin jiwanya. “Sedikit-sedikit lama-lama jadi..pelit” kok bisa?..ya iyalah..semakin banyak duit keluar, semakin sedikit jumlahnya, ia tak lagi kaya, udah dikit baru pingin ngemat duit, ia memilih bersikap pelit. Punya utang melilit, kadang pikiran tulalit. “Waah…pengalaman jadi orang pelit ya..? cuit-cuiiiit”. Maksud lho..?
Islam tidak melarang kita untuk kaya, bahkan memotivasi kita untuk kaya. Bagaimana tidak, agar bisa istiqamah membayar zakat, berinfaq, sedekah, menafkahi keluarga, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, pendidikan agama anak-anak, membangun masjid/pesantren, mensyiarkan/mendakwahkan agama Islam, berangkat umrah/haji ke tanah suci dan lainnya itu perlu biaya yang tidak sedikit dan itu semua akan terwujud jika kita punya banyak uang dan harta. Ippho Santosa (2010: 78-81) mengatakan, Tuhan sendiri mempunyai sifat Maha kaya (Al-Ghani) dan Maha Mengayakan (Al-Mughni). Nah, sebagai hamba-Nya, manusia diwajibkan meniru sifat-sifat-Nya. Ini bermaksud, manusia harus kaya dan harus mampu mengayakan orang lain. Bukankah selama ini manusia menjadi pengasih, bijaksana, dan adil karena meniru sifat Maha Pengasih, Maha Bijaksana, dan Maha Adil?..Ngomong-ngong, tahukah Anda, cara paling sederhana untuk mengentaskan kemiskinan? Yap, dengan memastikan diri Anda tidak miskin!. Yang menggelikan, sebagian dari kita begitu pandai berkelit: Aslinya memang miskin, eh malah mengaku sederhana, aslinya memang lamban, eh malah mengaku sabar, aslinya memang pasrah, eh malah mengaku ikhlas dan tawakal, aslinya memang pemalas, eh malah mengaku zuhud dan qana’ah, aslinya memang tidak sungguh-sungguh melakukan, eh malah ngomong,”inilah takdir,” aslinya memang tidak berniat melakukan, eh malah ngomong,”insya Allah.”Padahal tidak sesempit itu makna sederhana, sabar, ikhlas, tawakkal, zuhud, qana’ah, takdir, dan insya Allah. Kalau cuma begitu, itu sama saja Anda mengubur dalam-dalam Pelangi Ikhtiar. Mana boleh?...Kekayaan bukanlah mudharat. Asalkan: mampu mempertanggung-jawabkan ‘dari mana’ dan ‘ke mana’ kekayaan tersebut serta tetap bersikap rendah hati, sederhana dan dermawan.[28] Sejatinya, kita mesti punya motto hidup sekaligus impian: masa muda hingga tua iman, ilmu, amal ibadah terjaga, di dunia kaya raya tak terduga, di akhirat masuk syurga dengan lega” Amin.
Berbeda dengan mereka yang memilih hidup glamor serba mewah itu sibuk dan asyik dengan kepentingan diri sendiri mereka terpedaya oleh dunia dan tipuan setan.[29] Suka menyendiri disaat frustasi (akibat apa yang diinginkan tidak terpenuhi), di dalam kesendirian setanlah yang menemaninya membisikan tindakan-tindakan bodoh dan merugikan diri sendiri seperti menyayat-nyayat/melukai diri, bahkan bunuh diri.[30] Sangat tragis.
Orientasi hidup manusia di zaman modern ini cenderung mengarah pada hal-hal yang bersifat kebendaan (matrialistis). Profesor Joad, Guru Besar Filsafat dan ilmu Jiwa pada Universitas London dalam tesisnya membuktikan bahwa pemikiran yang mendominasi abad ini adalah prinsip ekonomi yang menjadikan perut dan kantong sebagai neraca dan barometer untuk mengukur segalanya.[31] Apa yang terjadi pada diri mereka yang asyik dengan gemerlap dunia materi?...hanya kenikmatan sesaat dan kebahagian semu yang didapat.[32] Jika terus-menerus begitu, kenikmatan dan kebahagiaan itu cepat atau lambat akan berubah menjadi kesengsaraan dan kehancuran diri selamanya. Kapan hal itu terjadi ?...ketika mereka tak lagi kaya alias jatuh miskin akibat ulah mereka sendiri yang sangat boros, jika sudah miskin, seperti kata pepatah sindiran: sudah hidup melarat berlagak seperti birokrat, malas memeras keringat minta upah emas berkarat, itu karena suka meniru Barat, eh..malah senang dibilang keparat, akibat sering diciduk aparat ia terkenal sebagai penjahat, ketahuan ngembat dikeroyok massa nyaris sekarat, punya rumah malah minggat, punya penyakit sering kumat, diajak taat malah bermaksiat dan ikut ajaran sesat, diseru tuk bertobat malah memakai jimat dan nyembah keramat, tak percaya kiamat itu dekat, mau tergoda dengan nikmat sesaat, ia lupa hidup di dunia itu sangat singkat, belum tentu selamat di akhirat. Jika tidak cepat-cepat bertobat hingga tamat riwayat, ia menjadi makhluk terlaknat dan pasti masuk neraka bulat-bulat. “Mau…?!”
Belum lagi azab yang ditimpakan kepadanya secara bertubi-tubi.[33] Ini bukan ancaman, tapi kenyataan yang pernah terjadi dan dialami oleh bangsa-bangsa terdahulu yang dilaknat dan diazab oleh Allah swt. akibat dosa dan kemaksiatan mereka.[34] Jadi jangan salahkan Tuhan, jika terjadi sesuatu yang merugikan bahkan menyengsarakan bangsa ini. Apakah belum cukup bencana tsunami di aceh, gempa di jogja, banjir bandang, lumpur lapindo, gunung merapi, longsor, angin puting beliung dan bencana lainnya yang banyak menghantam,meluluhlantakkan negeri ini sebagai peringatan bagi sebagian kita yang masih gemar menimbun dosa dan kemaksiatan?[35]...jangan sampai bencana sudah menimpa diri dan keluarga barulah tersadar akan kesalahan yang diperbuat selama ini.[36] Jangan seperti Firaun yang baru menyadari keberadaan Tuhan ketika ia sudah tenggelam dalam lautan. Padahal sebelumnya Firaun membanggakan diri dan sombong, mengaku dirinya sebagai Tuhan.[37]
Selagi napas masih ada, jantung masih berdegup, masih ada peluang bertobat kepada-Nya. Menyesali segala kelalaian diri, menyerahkan jiwa dan raga sepenuhnya sebab Dia-lah Tuhan yang menciptakan dan menjaga diri ini. Tunduk, pasrah dan hina dihadapan-Nya, menangis karena telah menzhalimi diri dengan dosa dan kemaksiatan.[38] Dia-lah Allah, Tuhan penguasa alam semesta yang menyanyangi setiap hamba-Nya yang kembali menapaki jalan petunjuk (hidayah) dengan Taubatan Nasuha[39] (taubat yang sesungguhnya/mensucikan diri dengan memperbanyak amal sholeh (perbuatan baik) dan tidak mengulangi kesalahan di masa silam).
Hatiku dan Perasaan
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”.
(QS. Ar-Ra’d[13]: 28)
Pembicaraan soal hati ini mengakhiri bahasan kita kali ini. Hati ibarat singgasana Jiwa (nafs) yang diperebutkan oleh nafsu. Jika nafsu yang menguasai singgasana, maka Jiwa (nafs) akan tersingkirkan, Jiwa (nafs) seperti terpasung dan dipenjara tak berdaya. Nafsu yang menguasai hati hanya memperparah kondisi hati, hati menjadi kotor dan rusak. Nafsu syahwat yang cenderung kotor dan berpenyakit itu bertengger di hati, maka menempellah penyakit hati, seperti riya’, sombong, membanggakan diri sendiri (ujub), iri dengki, tamak/rakus, suka berbohong, marah, nifak, berburuk sangka (su’uzhan), perasaan benci, dll. Penyakit-penyakit inilah yang membuat hati semakin lusuh, redup tanpa cahaya bahkan menghitam. Hati tidak bisa lagi digunakan sebagai tempat mengambil kebijakan. Nafsu yang buta terhadap buaian dunia tertipu untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Belum lagi dukungan dari musuh terlicik manusia yaitu setan terhadap nafsu untuk mengikuti langkah-langkahnya menuju Neraka.[40] Jika Jiwa (nafs) yang terpenjara tidak segera sadar dan bertobat untuk melawan dan melepaskan diri dari kungkungan nafsu, maka manusia itu benar-benar celaka dan akan menjadi penghuni neraka selamanya. Selain itu kadar keimanan seorang muslim dapat diukur kesempurnaannya jika hawa nafsunya telah tunduk kepada ajaran agama Islam.[41]
Agar lebih dipahami, mari kita bahas dengan pendekatan ilmu fisika quantum dan teknologi informasi di zaman ini. Hemat saya, hati itu ibarat solfware penangkap signal di handphone, atau kartu seluler yang di dalamnya memuat ID, nomor ponsel, pulsa sehingga dengan itu kita bisa berkomunikasi jarak jauh. Sedangkah Jiwa (nafs) itu seperti listrik pada batrai sehingga LCD HP bisa hidup dan bercahaya. Ruh itu Signal (gelombang elektromagnetik) yang dipancarkan langsung dari sebuah ‘Pemancar’ milik Allah swt. sebagaimana satelit yaitu Lauh Mahfuz yang berfungsi sebagai pusat informasi raksasa.[42] Sehingga tubuh ini (yang diibaratkan casing dan peralatan komponen dalam HP) menjadi hidup dan bisa digunakan untuk berkomunikasi kapan dan di manapun kita berada. Nafsu syahwat yang cenderung pada keburukan & kerusakan sistem itu diibaratkan virus yang menyusup di saat hati, jiwa, & tubuh berinteraksi tapi dengan signal ruh yang lemah koneksinya terhadap zona gelombang Allah swt. sehingga yang tertangkap adalah gelombang asing berfrekuensi rendah yang dipancarkan oleh setan. Jika frekuensi gelombang setan semakin mendominasi, maka terjadi gangguan signal bahkan disconnect terhadap energi gelombang utama dari Allah swt. Untuk memperkuat tangkapan frekuensi gelombang Allah swt. kita mesti berada dalam zona aman gelombang ‘terminal pemancarnya’ yang berfungsi menerima dan memantulkan gelombang sumber pemancar utama ke segala penjuru alam semesta (sebagaimana untuk mendapatkan signal, kita mesti berada pada zona tower pemancar pemilik sebuah perusahaan seluler) dan untuk bisa koneksi dengan pemancar utama kita mesti memiliki & menguasai ‘teknologi quantum ikhlas’. Sebab ‘ikhlas’ adalah teknologi masa depan yang canggih (hi-tech), kecanggihan aplikasinya membentuk ‘signal zona ikhlas’ yang bisa di isi langsung dengan ‘voucer-voucer’ yang ditawarkan Allah kepada kita. Bahkan tak terdeteksi oleh gelombang frekuensi asing dari setan.[43] Yang menjadi ‘terminal pemancar’ energi gelombang Allah swt. yaitu: masjid, majelis ilmu, dan ‘voucer amal harian’ + keuntungan gratis bonus-bonus pahala harian yang berlipat ganda tanpa batas: ceramah/taushiyah agama, tilawah Al-Quran, adzan, shalat berjamaah, dzikir, doa, shalawat, amaliyah wajib dan sunnah lainnya. Ikuti iklan ini yuk: “Ayo…segera pilih Allah swt. jadi Tuhan kita satu-satunya. Percaya deh.. kamu-kamu nyambung terus sama Dia seeepuasnya & asyiknya bisa isi ulang ‘voucer’ amal sholeh kapan dan di mana aja !..So pasti hati & jiwamu bersih suci, ‘signal’ imanmu kuat, anti-dosa&maksiat, bebas gangguan jaringan setan terlaknat, GRATIS BONUS PAHALA BESAR-BESARAN (selamat & bahagia di dunia serta VIP Tamasya ke Syurga), InsyaAllah..Gak bakalan rugi deeeh !...” (iklan ini boleh anda sebarkan ke teman-teman anda via email, jejaring sosial (social network), blog, SMS, dll) Sekilas redaksi ‘iklan’ di atas kedengarannya agak lucu seperti bercanda, tapi ini lebih dari serius, bagus dan jenius meski belum ada dalam kamus & rumus.
Soal penjelasan di atas, Anda boleh setuju/tidak setuju dengan saya. Sebab hanya Dia yang memiliki keluasan dan kedahsyatan ilmu pengetahuan tanpa batas dibandingkan secuil pemahaman nalar logika/dalil aqliyah manusia yang punya keterbatasan.[44]Robbi zidni ‘ilma war zuqni fahma”…”Ya Tuhanku, karuniakanlah ilmu kepadaku dan karuniakanlah pula kepahaman kepadaku”. Bisa juga membaca doa Nabi Ibrahim as. yang tercantum di dalam Al-Quran surah Asy-Syu’araa[26]: 83-85).
Hamdani Bakran Adz-Dzakiy dalam bukunya, Konseling dan Psikoterapi Islam, mengatakan bahwa kebahagiaan dan Kenikmatan memiliki hati akan kita rasakan ketika hati ini senantiasa merasa bahagia karena keimanan semakin bertambah-tambah dan terus naik kehadhirat Allah swt.; hati berjumpa dengan-Nya.[45] Kebahagiaan dan kenikmatan yang sebenarnya akan dianugerahkan Allah swt melalui hati yang selalu bertasbih kepada-Nya.[46] Kebahagiaan tertinggi sebagai makhluk sempurna adalah mampu menjaga kesucian batin yaitu kemilau hati yang bersih, ikhlas semata mengabdi kepada-Nya.[47] Suasana hati yang lapang dan tenang memancarkan energi positif kepada apa saja di sekitarnya baik yang bernyawa maupun tidak. Qalbun salim (hati yang selamat) itulah yang diharapkan oleh setiap hamba Allah di muka bumi ini. Sedangkan Qalbun Mariid (hati yang berpenyakit/gelisah)[48] perlu mendapat perawatan intensif, penyembuhan melalui terapi dan latihan (riadhah) memperbanyak dzikir, istighfar, bershalawat kepada Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam, tilawah Al-Quran, aktif dalam majelis ilmu dan berupaya membiasakan diri dengan amalan-amalan sunnah. Dan jangan sampai kita membiarkan hati ini kotor ternoda akibat dosa/maksiat, jika dibiarkan dikhawatirkan ia menjadi Qalbun Mayyit (hati yang mati).[49] Jika hatinya sudah mati, segala kebaikan dan kebenaran akan mentah-mentah ditolak dan dibenci olehnya. Hati-hati dengan ketetapan Tuhan bagi mereka yang memiliki hati, mata dan telinga tapi tidak digunakan untuk memahami isyarat-isyarat-Nya, mereka ditetapkan sebagai penghuni neraka Jahanam.[50]
Ada lima hal yang menutupi mata hati manusia yang mesti kita buka dan kita bersihkan, yaitu : selalu memperturutkan hawa nafsu, cinta dunia dan takut mati, dikuasai setan, tabiat buruk, dan dosa.[51]
Hanya hati yang bersih dan jiwa yang suci layak mendapat “tiket perjalanan” menuju “wisata abadi akhirat” yaitu syurga yang luasnya seluas langit dan bumi.[52] Semoga kita tergolong orang-orang yang senang membersihkan diri dengan dzikir dan bertaubat sehingga memiliki hati dan jiwa yang bersih suci dengan cahaya keimanan dan ketakwaan. Amin.
Sebuah Refleksi Kehidupan Abad Millenium,
Pontianak, 26 Jumadil Ula 1433 H./20 Maret 2012 M., Pkl. 01.20 WIB.
Catatan Kaki

[1] Buka QS. Al-Hijr[15]: 19-20.
[2] Anjuran untuk mencintai keindahan dan hanya melihat yang baik-baik bertujuan menjaga gelombang alfa yang sejuk dan damai. Perintah untuk menjaga pandangan dari keburukan karena bisa membuat otak terlalu aktif di gelombang beda yang membuatnya sulit berpikir jernih (Erbe Sentanu, 2009: 138).
[3] Buka QS. Al-Haqqah[69]: 13-16, QS.Al-Infithar[82]: 1-4.
[4] Buka QS. Ali Imran[3]: 185, QS. An-Nisa[4]: 78, QS. Al-Mu’minun[23]: 15,
[5] Dan Dialah Allah (yang disembah), di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan dan mengetahui (pula) apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-An’am[6]:3).
[6] “Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, agar kepada mereka itu dapat diperlihatkan amalan-amalannya yang sudah-sudah.” (QS. Az-Zalzalah : 6)
[7] Buka QS. Yunus[10]: 21, QS. Az-Zukhruf[43]: 80, QS. Qaf[50]: 17-18.
[8] Buka QS. An-Nur[24]: 24, QS. Yasin[36]: 65, QS. Fushshilat[41]: 22,
[9] Kombinasi dari alunan suara yang bercampur dengan makna bacaan yang dilagukan ketika berdoa , berdzikir, dan mengaji bersifat menentramkan hati-semua berhubungan dengan keseimbangan harmonis irama gelombang otak manusia. Pemahaman efek frequency following response (FFR) ini membawa ilmuwan pada kesimpulan bahwa getaran listrik di otak sebenarnya bisa diubah-ubah melalui stimulus lewat pancaindra. Sejak hal ini ditemukan ilmuwan menghabiskan puluhan tahun mencari cara untuk membuat efek terapetik yang terjadi di ala mini supaya bisa dinikmati orang yang hidup di kota. Dan, karena berbagai kelebihan indra pendengaran, para ilmuwan banyak yang lebih memanfaatkan teknologi audio (pendengaran) untuk menolong orang merasakan gelombang otak yang diinginkannya. (Erbe Sentanu, 2009. The Science & Miracle of Zona Ikhlas, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, h. 140.
[10] Banyak nabi atau orang bijak dikabarkan memanfaatkan tempat-tempat yang sunyi seperti di dalam gua, hutan, dan tempat lainnya untuk menyelaraskan irama gelombang otaknya dan mengakses kecerdasan nuraninya. Mereka adalah orang-orang yang tahu bagaimana mengakses kejernihan gelombang otak Alfa dan Theta dalam hidup mereka. (Erbe Sentanu, 2009: 134).
[11] “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-mainan dan sendau-gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka apakah kamu tidak memahaminya ? (QS. Al-An’am[6]: 32).
[12] (setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.(QS.An-Nisa[4]: 120).
[13] Buka QS. Al-An’am[6]: 7
[14] Maaf, jika anda terganggu dengan kata-kata penulis yang terkesan jorok & kotor. Semoga saat membaca tulisan ini, anda tidak sedang dalam menyantap makanan atau belum makan. Sebab, dikhawatirkan anda akan mual dan selera makan anda mulai berkurang. Khusus di Indonesia, kita sebagai orang timur sangat memperhatikan etika kesopanan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama etika disaat menghadapi/menyantap hidangan tidak boleh banyak berbicara, apalagi berbicara hal-hal yang jorok dan kotor dihadapan orang yang sedang menikmati makanannya. Itu dianggap tidak etis dan melanggar norma kesopanan. Secara akhlak agama, hal itu juga tidak baik.
[15] buka surah Al-Baqarah[2]: 168
[16] Setan sangat menyukai tempat-tempat yang kotor, busuk, remang-remang, lembab seperti WC, kamar mandi, rumah kosong, tempat pembuangan sampah, tempat yang sepi & sunyi tanpa penghuni/jauh dari pemukiman manusia seperti hutan belantara, pulau kosong, gunung-gunung, sungai-sungai, lautan/samudra, tempat-tempat hiburan maksiat yang berisik & bersifat duniawi seperti pasar/mall-mall, diskotik, nigh club, keraukean, pelacuran, pondok penginapan, kamar hotel, dll. Setan juga bisa berada di dalam diri manusia melalui peredaran darah. Contohlah Rasulullah saw. ketika akan memasuki WC, beliau membaca doa: “bismillahi Allaahumma innii A’uudzubika minal khubutsi wal Khabaa its”..”Dengan nama Allah, Ya Allah aku selalu berlindung kepada-Mu dari kejahatan dan keburukan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas ra.) lalu melangkahkan kaki kiri saat hendak memasuki WC. WASPADALAH !!!...
[17] Akal merupakan salah satu dari sekian banyak karunia yang dianugerahkan Allah swt. kepada manusia. Dengan akal itu Dia membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. (Yusuf Al-Uqshari, 2005. Melejit dengan Kreatif, Jakarta: Gema Insani Press. h. 99).
[18] Tafakkuri QS. An-Nur[24]: 21.
[19] http://quran.al-shia.org/id/lib/002/06.html
[20] Resapi QS. Ali Imran[3]: 191.
[21] Renungi QS. Al-Mu’minuun[23]: 13-16
[22] Buka QS. Fathir[35]: 11.
[23]Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr[59]: 24).
[24] H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Said al-Khudry ra.
[25] Waspada bagi pria metroseksual/cowok culun yang mudah terbuai dengan fantasi rayuan wanita seksi & menggoda. Pembunuhan pasangan pria dilakukan pasangan wanita itu disaat si pria terlena asyik menikmati tubuh wanita itu (disaat pria mengalami klimaks orgasme). Setelah si Pria terbunuh, wanita itu mengerok & merampok semua uang, harta milik korban. Pembunuhan yang licik & sadis.
[26] Tulisan ini terkesan vulgar & sadis, namun Penulis tidak bermaksud demikian. Penulis menampilkan gambaran fakta (realita) di zaman sekarang yang sering ditutup-tutupi & dianggap sesuatu hal yang tabu, padahal demi keselamatan & kebaikan (kemaslahatan) publik, hal itu penting untuk disampaikan dengan syarat dilengkapi dengan tuntunan yang positif sehingga dapat dijadikan pelajaran dan dapat mengantisipasi agar tidak terjadi pada diri kita, keluarga, teman, sanak famili masing-masing. Banyak kasus terjadi akibat ketertarikan pada penampilan fisik lawan jenis, malah masing-masing mengambil kesempatan untuk melakukan tindak kriminal lainnya, seperti menipu, memeras, mengancam bahkan tidak segan-segan membunuh pasangannya sendiri demi memenuhi kepuasan baik secara seksual maupun material (harta).
[27] Meskipun begitu, gadis muslimah perlu waspada, sebab di zaman ini jangankan yang buka aurat, yang berjilbab saja diganggu & digoda sama cowok-cowok nakal/jail. Seolah jilbab tak lagi melindungi mereka. Akibat sebagian mereka belum memahami bagaimana menutup aurat dengan sempurna sesuai dengan syariat & akhlak Islami. Yaitu berjilbab dengan bahan kain yang tidak transparan dan menutup hingga dibawah dada, berpakaian panjang dan longgar/tidak ketat sehingga lekuk tubuh tidak terlihat. Selain berpakaian menutup aurat, perilaku/ akhlak sebagai muslimah juga perlu dijaga sehingga tidak menimbulkan fitnah dikemudian hari. Pilih mana ?.., jiwa & raga terjaga, dicintai Allah swt., menjadi ratu bidadari surga atau jiwa & raga sengsara, dimurkai Allah swt., menjadi penghuni neraka selamanya..?
[28] Ippho Santosa, 2010. 7 Keajaiban Rezeki: Rezeki bertambah, Nasib Berubah, dalam 99 hari dengan otak Kanan, Jakarta: PT. Elex Komputindo.
[29] Buka QS. Fathir[35]: 5-6.
[30] Di Jepang dan di Negara-negara Barat banyak kasus bunuh diri yang dilakukan oleh orang-orang kaya, padahal orang-orang miskin merindukan kekayaan dan membayangkannya sebagai kunci segala kebahagiaan, tapi faktanya sungguh berbeda. Sungguh dunia ini penuh dengan kepalsuan dan tipuan. (Ust. M. Zubaidi, 2008. Renungan Shalat Berjama’ah. Bogor: Ta’awun Publisher, h. 14).
[31] Sayyid Abul Hasan Ali Nadwi, 2006. Derita Dunia Akibat Kemunduran Umat Islam (Madza Khosirol ‘Alam bi inhithat al-Muslimin) terjemahan AM. Halim, Jakarta: Penerbit Fadlindoh. 266.
[32] “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS. Ali Imran[3]: 185).
[33] Buka QS.Ar-Ra’d[13]: 34.
[34] Buka QS.Yunus[10]: 13, QS. Al-An’am[6]: 6, QS.Ath-Thalaq[65]: 8-9.
[35] Buka Q.S. Ar-Rum ayat 41-42
[36] Buka QS. Ar-Rum[30]: 36.
[37] http://www.eriricaldo.com/warnawarni/firaun-manakah-yang-tenggelam-di-laut-merah
[38] Buka QS. Ali Imran[3]: 135.
[39] http://id.wikipedia.org/wiki/Nasuha_tobat
[40] “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah dia musuh(mu) karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Faathir:6), buka juga QS. Al-Baqarah[2]: 168.
[41] Dari Abu Muhammad, ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ra., ia berkata: “Rasulullah saw. telah bersabda: ‘Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang telah aku sampaikan.” (Hadits hasan shahih dalam kitab Al-Hujjah).
[42] Pusat informasi raksasa ini merekam semua perubahan dan pergerakan yang terjadi pada setiap atom di alam semesta. Pusat data ini bekerja layaknya jaringan komunikasi raksasa yang menghubungkan seluruh quanta di alam semesta untuk ‘bercakap-cakap’ satu sama lain tanpa henti 24 jam setiap hari. (Erbe Sentanu, 2009: 54).
[43] Menurut ilmu pengetahuan modern, pada tingkat kuantum seluruh atom saling bertukar informasi interaktif setiap saat. Seperti jaringan komputer raksasa yang online 24 jam mengalirkan data ke setiap atom di alam semesta. Sebagaimana teknologi telpon seluler atau internet yang selama 24 jam aktif di mana-mana di sekitar kita. Suatu kecanggihan teknologi yang di awal tahun ’80-an masih banyak yang tak percaya namun sekarang sudah dianggap lumrah. Sesepuh teori fisika kuantum pemenang hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1918, Max Planck mengguncang dunia ilmu pengetahuan dengan hipotesis beraninya, ia mengatakan bahwa energy gelombang cahaya tidak mengalir dalam arus yang kontinu melainkan lewat potongan-potongan cahaya yang disebut quanta. Sebuah hipotesis yang menggemparkan ilmu fisika klasik yang belum siap menerima penjelasannya meskipun sekarang pendapat itu sudah dianggap normal. Demikian pula, quantum ikhlas atau mekanisme kerja hati yang hi-tech di zona ikhlas awalnya mungkin sulit diterima akal, tetapi jika nanti sudah terbiasa kita pun akan lumrah dengan kecanggihannya. Kita justru akan merasa heran jika masih ada yang belum memanfaatkannya, seperti aneh rasanya jika saat ini masih ada yang belum menggunakan teknologi handphone atau internet. (Erbe Sentanu, 2009: 40-41). Bahkan Iblis sendiri mengakui kecanggihan teknologi ikhlas ini yang hanya bisa dioperasikan oleh hamba-hamba Allah yang mukhlis (buka QS. Shaad[38]: 83).
[44] Akan tetapi, tak mustahil bagi Allah swt untuk menganugerahkan Al-Hikmah kepada manusia yang dikehendaki-Nya. Sehingga ia mampu menyingkap tabir rahasia ilmu Allah swt. Hanya mereka yang berakal tinggi yang diberi kelebihan demikian (renungi QS. Al-Baqarah[2]: 269).
[45] Buka QS. Al-Fath [48]: 1-5.
[46] Hati menjadi tenteram dan senantiasa damai, karena selalu berdzikir menyebut dan mengingat Allah Ta’ala, kapan saja dan di mana saja ia berada (Buka QS. Ar-Ra’d[13]: 28-29).
[47] Seperti riwayat yang diceritakan oleh Imam Jafar dalam kitab Al-Bihar:”Apabila seorang hamba berkata, “Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah maka Allah menjawab, ‘Hai para makaikat-ku, hamba-Ku telah ikhlas berserah diri, maka bantulah dia, tolonglah dia, dan penuhilah hajat keinginannya.” (Erbe Sentanu, 2009: 155).
[48] Saat melakukan dosa/maksiat, secara spontan kegelisahan dan kesedihan memenuhi hatinya (DR.Khalid Abu Syadi, 2004. Alangkah Buruknya Dosa ( Wa Aswataah Wa In ‘Afauta) terjemahan Ahmad Ikhwani, Jakarta: Gema Insani, h. 20.
[49] Indikasi matinya hati (Qalbun Mayyit): merasa senang dengan perbuatan dosa dan berusaha menampakkannya, keinginan yang membara untuk berkumpul dengan orang-orang yang selalu berbuat maksiat, merasa tertekan ketika melihat orang-orang yang taat, senantiasa berbuat dosa dan tidak segera bertobat, tidak lagi merasa sedih dengan hilangnya perbuatan taat, tidak lagi menolak kemungkaran, baik itu dengan tangan, lisan, maupun hatinya. (DR. Khalid Abu Syadi, 2004: 49).
[50] Buka QS. Al-A’raf[7]: 179.
[51] M. Arifin Ilham, 2004. Hakikat Zikir; Jalan Taat Menuju Allah, Depok: Intuisi Press, h. 68.
[52] Buka Qs.Ali Imran[3]: 133.

0 komentar:

Posting Komentar

NASYID & RELIGI ISLAMI


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design